Sabtu, 04 Oktober 2025
Beranda / Berita / Aceh / Sering Macet, Warga Minta BPJN Aceh Perlebar Jalan Nasional di Krueng Geukueh Aceh Utara

Sering Macet, Warga Minta BPJN Aceh Perlebar Jalan Nasional di Krueng Geukueh Aceh Utara

Sabtu, 04 Oktober 2025 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Suasana kemacetan di ruas Jalan Lintas Nasional Banda Aceh-Medan, tepatnya di kawasan Simpang Empat, Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Lhoksukon - Kemacetan yang kerap terjadi di ruas Jalan Lintas Nasional Banda Aceh-Medan, tepatnya di kawasan Simpang Empat, Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, mulai memantik keluhan warga.

Kondisi jalan yang sempit dan padat arus kendaraan membuat kawasan itu menjadi titik macet setiap harinya, terutama pada jam-jam sibuk.

Zahran (25), salah satu warga yang setiap hari melintas di jalur tersebut, mengaku kesal dengan kondisi jalan yang tak kunjung diperbaiki.

Ia mengatakan bahwa kemacetan di kawasan itu sudah berlangsung lama, namun belum ada tanda-tanda penanganan serius dari pihak terkait.

“Saya lewat sini hampir setiap hari, dan hampir pasti macet. Kadang bisa sampai setengah jam cuma untuk lewati simpang ini,” ujar Zahran saat ditemui media dialeksis.com, Sabtu (4/10/2025).

“Padahal ini jalan nasional, jalur utama Aceh-Medan. Harusnya jadi prioritas pemerintah untuk dilebarkan,” tambahnya.

Menurut Zahran, jalan lintas nasional Banda Aceh-Medan bukan sekadar jalur biasa. Ia menyebutnya sebagai urat nadi perekonomian Aceh, yang menghubungkan berbagai kabupaten di pesisir utara dan timur dengan Provinsi Sumatera Utara.

Jalur ini juga menjadi rute penting bagi mobilitas barang, termasuk distribusi bahan pokok dan logistik industri.

“Sayang sekali masyarakat harus terus jadi korban. Infrastruktur vital seperti ini seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah, bukan malah dibiarkan sempit seperti jalan kampung,” ucapnya.

Kemacetan di kawasan Simpang Empat Krueng Geukueh biasanya terjadi pada pagi hari saat pekerja berangkat ke pabrik atau perkantoran, dan sore hari ketika mereka pulang.

Titik kemacetan utama berada di pertemuan arus kendaraan dari arah Lhokseumawe, Dewantara, dan Banda Aceh yang bertemu di satu simpang sempit menuju Nisam.

Selain volume kendaraan yang padat, keberadaan aktivitas industri besar di sekitar kawasan itu juga menjadi faktor penambah beban lalu lintas. Di antaranya terdapat PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Arun, dan sejumlah perusahaan migas serta pelabuhan industri.

“Bayangkan, di sekitar sini ada perusahaan raksasa seperti PIM, tapi akses jalannya kecil begini. Truk-truk besar keluar masuk tiap hari. Wajar kalau macet,” ujar Zahran.

Warga pun mendesak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Aceh untuk segera mengambil langkah nyata. Mereka menilai BPJN tidak bisa lepas tangan karena jalan tersebut berada di bawah kewenangan nasional.

“Kami berharap BPJN Aceh segera melakukan pelebaran atau penataan ulang jalur ini. Kalau dibiarkan terus, kemacetan bisa makin parah dan bisa berpengaruh ke aktivitas ekonomi masyarakat,” kata Zahran.

Ia menilai, selain memperlancar arus lalu lintas, pelebaran ruas jalan nasional itu akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan industri Aceh Utara dan Lhokseumawe

Warga berharap, proyek pelebaran jalan nasional Banda Aceh-Medan, khususnya di titik-titik rawan macet seperti Krueng Geukueh, dapat segera dimasukkan dalam prioritas pembangunan infrastruktur tahun depan.

“Pemerintah harus turun tangan sebelum semuanya terlambat. Jangan tunggu sampai macetnya parah baru bergerak,” pungkas Zahran. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI