DIALEKSIS.COM | Redelong - Dalam simulasi bencana gemba bumi, diawali saat para pelajar sedang mengikuti proses belajar mengajar di kelas masing- masing. Tiba-tiba terjadi gempa kuat di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Unggul Binaan, Kabupaten Bener Meriah, Sabtu (26/4/2025).
Terdengar bunyi sirine mereka menunduk ke bawah meja. Terlihat guru yang telah menghentikan kegiatan belajar berusaha menenangkan anak didik mereka agar tetap tenang.
Selang tidak berapa lama, sirine kembali terdengar. Pertanda mereka harus mengosongkan kelas dan berlari ke lapangan di sekolah tersebut.
Di sana, satu per satu guru melihat daftar absen untuk memastikan jumlah pelajar selamat dari gempa. Tiba- tiba terdengar suara teriakan keras dari ruang kelas.
Dengan Sigap tim UKS sekolah dan siswa menyelamatkan tiga korban luka- luka akibat puing reruntuhan. Menggunakan tandu korban dibawa keluar dari kelas untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Tidak hanya itu, ratusan pelajar SMA juga mengikuti kegiatan simulasi bencana kebakaran. Hal ini digelar untuk mengedukasi pengurangan terhadap resiko bencana saat terjadi gempa dan kebakaran, baik itu saat berada di sekolah maupun di rumah.
Simulasi ini melibatkan Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Tim Pemadam Kebakaran Bener Meriah.
Kepala Sekolah SMAN Unggul Binaan, Bener Meriah, Darusalam, mengatakan simulasi ini dapat membangun kesiapsiagaan anak didik terhadap bencana. Hal ini juga bisa meningkatkan kapasitas dalam mengurangi dampak bencana.
Pihaknya berharap, kegiatan dapat dilakukan setiap tahun sebab simulasi ini penting. Setelah mendapatkan ilmu ini, harapan kepala sekolah agar anak didik mereka dapat meneruskan edukasi ini dan mensosialisasikan kepada orang tua di rumah dan lingkungan mereka atau teman mereka yang tidak hadir hari ini.
“Tidak semua kurikulum mata pelajaran tercantum teori simulasi bencana,” kata Darusalam kepada wartawan Sabtu (26/4/2025).
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik, Anwar Sahdi, menyampaikan bahwa agar anak - anak tidak panik saat terjadi bencana. Menurutnya ketika kita panik, maka berdampak fatal bahkan kehilangan nyawa.
“Kita gelar hari ini juga bertepatan memperingati hari kesiapsiagaan dan ini agenda nasional setiap tahun kita adakan. Fokus kegiatan hari ini adalah bagi anak sekolah,” terangnya.
Disisi lain, kegiatan ini penting dilakukan karena ini adalah dasar untuk mengasah kemampuan mitigasi dalam meningkatkan kesiapan sigap anak- anak untuk menghadapi situasi tidak terduga. [rg]