kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Seniman: Mural Bentuk Kritik, Bukan Nyinyir! Harus Cerdas Membedakan

Seniman: Mural Bentuk Kritik, Bukan Nyinyir! Harus Cerdas Membedakan

Senin, 16 Agustus 2021 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Mural dan grafiti kontroversial yang viral setelah dihapus aparat. (Foto: Ist)


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Polemik mural yang dihapus beberapa waktu di tanggerang dan beberapa daerah lainnya, terus menjadi bahan pembicaraan di antara masyarakat.

Salah satu Seniman di Lhokseumawe yang fokus pada Seni Mural, Rizah Nur Rahman mengatakan, jangan pernah takut berekspresi terhadap isu-isu yang ada.

“Karena sekarang kita tahu bersama mengkritik lewat sosmed sudah sulit dan banyak yang sudah dibungkam, jadi jangan takut berekpresi lewat mural, karena mural juga salah bagian dari bentuk ekspresi dan kritik pada suatu objek, visual, ataupun pemerintah, jika memang mural itu menjadi masalah dalam mengkritik harusnya semua bentuk kritikan yang paling umum dalam bentuk seni juga harus dipermasalahkan, contoh kecil karikatur, harusnya itu juga diprotes, tapi kenapa hanya mural saja, ini aneh,” ucap Rizah kepada Dialeksis.com, Senin 916/08/2021) yang diwawancara melalui via telepon.

Sementara itu, dengan ada PPKM juga, harusnya pemerintah mengerti, kata Rizah, banyak orang yang lapar, banyak orang susah, mungkin pemural ini mengekspresikan melalui sebuah karya dan dalam bentuk kritik lewat mural.

“Jangan takut berekspresi, jangan mengkritik, itu tanda bahwa kalian peduli terhadap pemerintah saat ini,” tutupnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda