kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Semburan Gas Yang Terjadi di Kecamatan Jambo Aye Sudah berhenti

Semburan Gas Yang Terjadi di Kecamatan Jambo Aye Sudah berhenti

Rabu, 23 Januari 2019 18:42 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Safrizal

DIALEKSIS.COM | Aceh Utara - Fenomena alam berupa semburan gas bercampur lumpur terjadi di kawasan Gampong Tanjong Meunye, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, pada Rabu (23/1) sekira pukul 09.00 WIB. 

Menurut informasi yang diperoleh Dialeksis.com melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), semburan gas tersebut mencapai ketinggian 20 meter. 

Setelah dilakukan koordinasi dengan Kepala Dinas (Kadis) ESDM, Ir. Mahdinur oleh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBA, T. Ahmad Dadek di lapangan, informasi terakhir gas sudah mengecil.

"Informasi terakhir yang kami terima sekitar pukul 11.00 WIB, bahwa semburan sudah mulai menurun sekitar 3 meter yang sebelumnya mencapai lebih kurang 20 meter," ujar Mahdinur, mengutip Kalak BPBA, T. Ahmad Dadek, Rabu (23/1).

Kalak BPBA H. T. Ahmad Dadek mengatakan gas yang menyembur pagi tadi sekira pukul 09.00 WIB, kini sudah berhenti. Dadek juga mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara telah mengambil langkah langkah penting terutama menempatkan dan meminimalkan dampak serta mengungsikan masyarakat di sekitar tempat kejadian.

"Semburan gas di Gampong Tanjong Meunye, Kecamatan Jamboe Aye Aceh Utara sudah berhenti," ujar Dadek, Kalak BPBA kepada media ini di Banda Aceh, Rabu (23/1) sore.

Dadek menambahkan, kejadian seperti ini sering terjadi di wilayah Aceh karena banyaknya gas-gas dangkal yang terjebak di bawah tanah atau rawa ketika digali masyarakat seperti sumur bor yang akan menyembur keluar.

Karenanya Dadek meminta kepada masyarakat untuk mengurus izin yang dibutuhkan sebelum dilakukan pengeboran untuk menghindari hal-hal seperti ini.

Beberapa waktu lalu hal serupa juga terjadi di beberapa tempat lain, seperti di Meulaboh. Bahkan, sambungnya, di Aceh Timur ledakan sumur minyak menimbulkan korban meningga dunia, jumlahnya mencapai puluhan orang.

Berdasarkan pengamatan kecepatan turunnya tekanan semburan, tekanan tersebut berasal dari resevoar gas dangkal, atau biasa disebut gas rawa, yang biasanya memiliki luas reservoar yang terbatas. Bukan berasal dari reservoar Arun atau South Lhoksukon yang merupakan resevoar Pertamina Hulu Energi. Semburan seperti ini biasanya akan berakhir seiring dengan waktu. (saf)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

riset-JSI
Komentar Anda