kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Selama Ramadan, Omzet Penjual Peci di Karang Baru Menurun

Selama Ramadan, Omzet Penjual Peci di Karang Baru Menurun

Kamis, 30 Mei 2019 12:35 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Hendra
Para pembeli sedang melihat kopiah (peci) yang dijual dihalaman Mesjid Syuhada Karang Baru. (Foto: M. Hendra Vramenia)

DIALEKSIS.COM | Aceh Tamiang - Omzet penjualan peci/kupiah menurun selama bulan Ramadan 1440 Hijriah. Padahal di Ramadan tahun lalu, pedagang peci bisa meraup untung berlipat.

"Puasa ini penjualan peci sangat kurang dibandingkan puasa tahun lalu, kalau omzet ya jelas turun," kata Ovi (17) dan Rada (18), penjual peci di halaman Masjid Syuhada, Kampung Bundar, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang kepada Dialeksis.com, baru-baru ini. 

Menurut mereka, sejak pagi hingga malam, peci yang terjual berkisar 1-5 buah saja. Peci-peci beragam motif itu dijual seharga Rp10 ribu paling murah hingga Rp 70 ribu/buah paling mahal. "Kami jualan di Masjid Syuhada khusus bulan Ramadan saja. Biasanya pembeli ramai, tapi selama ini masih sepi," sebut Ovi.

Selain menjual bermacam kupiah, Ovi juga menjajakan baju koko, buku tuntunan Salat, Alquran, Iqro hingga tasbih. Dia baru membuka lapak dagangannya sejak pukul 11.00 WIB sampai bagda Salat Tarawih. Pembelinya kebanyakan dari pengunjung atau warga yang menunaikan Salat berjamaah di Masjid Syuhada tersebut.

"Yang beli dari para jamaah Masjid ini. Padahal ini hari Jumat, jamaah sangat ramai tapi yang beli sepi," tuturnya.

Rahmad Wiguna salah seorang pembeli peci tampak serius memilih peci warna hitam bermotif rencong Aceh. Saat itu dia membeli dua peci sekaligus, satu untuk anaknya dan satu lagi untuk dia pakai, seharga Rp75 ribu dua buah. "Saya sengaja cari peci motif rencong Aceh pesanan anak saya," katanya.

Sementara itu, salah satu pedagang peci di ruas jalan A Yani, Kota Kualasimpang juga mengeluhkan sepinya pembeli. Jarangnya pembeli yang mampir ditempatnya membuat pedagang ini tak bergairah. "Kurang semangat tahun ini kita, Bang. Dari pagi hingga sore ini baru dua peci yang laku," keluhnya.

Biasanya memasuki bulan Ramadan penjualan peci meningkat drastis. Dari kalangan anak-anak, dewasa hingga orang tua antusias membeli peci baru untuk perlengkapan ibadah di bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. "Biasa dalam satu hari belasan peci bisa terjual, tapi kali ini sangat minim," ujarnya. 

Secara terpisah, sejumlah masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang menilai, lemahnya daya beli masyarakat, disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena belum berjalannya proyek pemda Aceh Tamiang, baik yang bersumber dari APBK 2019 maupun dari APBA dan APBN, sehingga perputaran uang di daerah itu sangat kecil.

Di samping itu, harga komoditas andalan petani, seperti kelapa sawit dan getah karet masih sangat murah. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan sekunder, kebutuhan primer para petani saat ini pun sangat terancam. (MHV)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda