Selama Bulan Ramadhan, Volume Sampah di Aceh Tamiang Meningkat
Font: Ukuran: - +
Reporter : Hendra
Petugas kebersihan sedang mengangkut sampah di pajak Atas Kota Kualasimpang. (Foto: Ist.)
DIALEKSIS.COM | Aceh Tamiang - Volume sampah di Kabupaten Aceh Tamiang selama bulan suci Ramadan 1440 Hijriah meningkat jika dibandingkan hari biasa. Peningkatan volume sampah itu berasal dari penjual makanan atau takjil di bulan suci Ramadhan yang tersebar di pusat-pusat kecamatan.
"Di hari biasa sampah di Aceh TaÂmiang mencapai 35 ton, begitu masuk bulan puasa meningkat jadi 40-45 ton perhari. Terjadi peningkatan sampah sekitar 10 ton per hari," kata Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Tamiang Sayed Mahdi SP MSi kepada Dialeksis.com.
Menurutnya, meningkatnya volume sampah akibat sisa sampah dari pedagang musiÂman yang didominasi sampah ampas tebu dan kulit kelapa muda. Selain itu, sampah plastik dan kertas dari pedagang pakaian di seputaran Kota Kualasimpang juga banyak berserakan di malam hari.
Untuk mengatasi membludaknya samÂpah selama Ramadhan, pihaknya telah memberlakukan tiga shift petugas kebersihan, yang mengangkut sampah pagi, siang dan malam. "Empat dump kontainer yaitu, dua di depan dan dua di dalam Pajak Kualasimpang yang kita siapkan juga selalu luber, tidak cukup menampung sampah," ungkapnya.
Saat ini, tambah Sayed Mahdi, armada truk samÂpah yang dimiliki DLH Atam sangat minim, haÂnya 4 unit. Dibutuhkan tambahan armada truk baru sebanyak lima unit. DLH juga membutuhkan pengadaan kendaraan roda tiga Viar baru, khuÂsus untuk mengambil samÂpah di gang atau lorong-lorong sempit kompleks peruÂmahan.
"Jumlah truk sampah ada lima, tapi yang aktif cuma 4 unit, satunya lagi mangkrak dalam kondisi rusak paÂrah. Sementara 4 unit yang masih bisa berjalan meruÂpakan armada lawas beruÂsia sekitar 17 tahun peÂningÂgalan dari kabuÂpaten induk Aceh Timur dulu," paparnya.
Pihaknya berharap ke depannya adanya penambahan lima unit truk sampah itu, untuk meningÂkatÂkan pelayanan dengan menÂjangkau sampah-samÂpah di 12 kecamatan.
Sayed berencana akan memberi tunjaÂngan bagi petugas kebersihan pengangkut sampah. Karena sudah banyak ‘pahlawan kebersihan’ mengeluh dan memilih kerja nyapu jalan ketimbang angkut sampah.
"Dalam satu truk sampah ada lima petugas kebersihan, mereka harus ada tunjangan minimal Rp150 ribu/bulan agar mereka lebih semangat bekerja," ujarnya. (MHV)