Beranda / Berita / Aceh / Selama 2022, RS Cut Meutia Aceh Utara Rawat 614 Pasien Gagal Ginjal

Selama 2022, RS Cut Meutia Aceh Utara Rawat 614 Pasien Gagal Ginjal

Selasa, 21 Februari 2023 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita
Humas Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Aceh Utara, dr Harry Laksamana (Foto: for Dialeksis.com)

DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Sepenjang tahun 2022 hingga saat ini, total pasien menderita penyakit gagal ginjal kronis yang dirawat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Aceh Utara, sebanyak 614 pasien.

Humas Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Aceh Utara, dr Harry Laksamana kepada Dialeksis.com memaparkan, dari total 614 pasien itu terdiri dari 338 pasien wanita dan 276 pasien pria. Dari jumlah itu, 10 persen diantaranya dinyatakan meninggal dunia akibat menderita penyakit gagal ginjal kronis. 

“Dari jumlah kasus ini, juga ditemui range umur anak dibawah 18 tahun, yaitu usia 4 sampai 14 tahun ditemukan empat kasus, tiga laki- laki dan satu perempuan. Setelahnya kelompok usia 14 - 24 tahun terdiri tiga laki laki dan 11 perempuan. Terbanyak ditemukan range usia 44 - 64 tahun,” kata dr Harry pada Senin (21/2/2023) di Lhokseumawe.

Menurut dr Harry, penyakit gagal ginjal ini disebabkan dari sejumlah faktor, yakni akibat penyakit penyerta seperti penyakit metabolic, diabetes, hipertensi dan infeksi sebelumnya pada ginjal.

“Namun penyebab terbanyak yakni konsumsi obat-obatan tanpa resep dokter. contohnya anak- anak yang dibelikan obat tanpa berobat. Saya sarankan masyarakat jangan membeli konsumsi obat tanpa resep dokter,” katanya.

Pihaknya, menghimbau masyarakat agar tetap menjaga pola makan, seperti tidak mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter, kebiasaan diet yang salah, mengkonsumsi garam berlebihan dan berbagai macam kebiasaan yang dapat mengganggu fungsi ginjal.

Meskipun demikian pihak RSUCM Aceh Utara, sejauh ini jumlah pasien gagal ginjal kronis yang dirawat angkanya menurun jika dibandingkan dua tahun terakhir.

“Bahkan sebelumnya, penyakit gagal ginjal kronis ini masuk dalam deretan nomor satu dan dua penyakit yang paling banyak ditangani,” pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI