kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Sekretaris PMI Aceh Sebut Penguatan Komunitas untuk Mitigasi Bencana

Sekretaris PMI Aceh Sebut Penguatan Komunitas untuk Mitigasi Bencana

Selasa, 13 Desember 2022 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Sekretaris PMI Aceh, Edward M Nur. [Foto: Instagram/@edwarmnur]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Palang Merah Indonesia (PMI) melaksanakan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Sekretaris dan Kepala Markas PMI Provinsi se Indonesia. Acara ini digelar dari tanggal 12 hingga 14 Desember 2022 di Jakarta. 

Rakornis tersebut membahas tentang improvment global disaster (perbaikan bencana global) antara PMI, ICRC dan IFRC serta bagaimana merespons dengan cepat dan pelayanan yang berkelanjutan saat menghadapi bencana.

Sekretaris PMI Aceh, Edward M Nur juga menyatakan bahwa rentetan bencana yang melanda nusantara juga membutuhkan perhatian semua pihak dalam penanganan kebencanaan, semisal banjir di Aceh, gempa Cianjur sampai Garut dan beberapa kejadian bencana di daerah lainnya di Indonesia.

“Belajar dari kejadian tersebut, mitigasi bencana menjadi solusi dalam pengurangan resiko bencana. Kita tidak dapat mencegah bencana alam namun kita bisa meminimalkan resikonya salah satunya dengan penguatan komunitas,” ujar Edward M Nur dalam keterangan tertulis kepada reporter Dialeksis.com, Jakarta, Selasa (13/12/2022).

Sekretaris PMI Aceh itu juga menyampaikan bahwa dalam konteks global penanganan kebencanaan ukuran keberhasilannya sangat ditentukan oleh kesiapan komunitas masyarakat dalam merespon bencana. Indonesia termasuk negara yang memilki banyak komunitas yang tanggap bencana namun masih kurang dalam kapasitas.

Kata dia, PMI sebagai ujung tombak dan lembaga yang terlatih dalam menangani bencana tentu juga akan kewalahan menentukan prioritas penanganan kalau bencana terjadi dalam wilayah yang luas dan kejadian yang berdekatan.

“Ini akan terbantu kalau komunitas masyarakat ikut terlibat dalam mitigasi bencana. Sehingga bisa dibagi peran dalam penanganannya. Pembagian peran akan mempercepat proritas penanganan kebencanaan yang mengurangi resiko dan korban,” ungkap Edward.

Strategi komunitas tanggap bencana menurut Edward harus dimulai dengan menginisiasi masyarakat tentang kebencanaan, pembentukan program desa tanggap bencana bahkan kurikulum sekolah dan perguruan tinggi pun harus mencakup tentang mitigasi bencana sehingga masyarakat, pelajar, mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam penanganan kebencanaan.

“Komunitas tanggap bencana menjadi penting yang harus mendapat perhatian pemerintah, perguruan tinggi, PMI dan lembaga global yang terlibat dalam kebencaan dan konflik. Kita tidak boleh lengah karena bencana dan konflik bisa terjadi kapan saja, kita harus belajar dari bencana agar memiliki kemampuan mengantisipasi dan berbagi mengurangi resiko jika bencana terjadi,” pungkasnya.(Akh)


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda