kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Sebulan Jelang Puasa, Harga Bahan Pokok Merangkak Naik

Sebulan Jelang Puasa, Harga Bahan Pokok Merangkak Naik

Jum`at, 11 Maret 2022 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Antara


DIALEKSIS.COM | Nasional - Harga sejumlah bahan pangan di pasar tradisional mulai merangkak naik. Tidak hanya minyak goreng yang mahal, kini bahan pangan lainnya juga ikut naik. Mulai dari cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.

Dongan (62), pedagang sayur di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, membenarkan harga sejumlah bahan pokok mulai merangkak. "Harganya nggak ada yang turun, semua pelan-pelan naik. Yang paling parah itu cabai rawit sekarang sudah Rp80 ribu per kilogram (kg). Waktu itu masih Rp40 ribu," dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (11/3).

Ia mengaku heran dengan lonjakan harga cabai rawit merah. Padahal, harga cabai keriting saja hanya naik Rp10 ribu dari Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu per kg.

Terpantau, harga bawang putih dan bawang merah juga naik, walaupun tak setinggi cabai rawit. Rata-rata keduanya naik dari Rp28 ribu menjadi Rp30 ribu per kg.

Akibatnya, ia mengaku pembeli semakin sepi. "Malah makin sepi lah, udah tahun ini sepi pembeli. Apalagi, naik begini, orang pada males belanja," imbuhnya.

Lebih aneh lagi, daging ayam juga naik. Seorang pedagang ayam bernama Sutinah (53) di Pasar Cibubur mengakui hal tersebut. "Sekarang ayam (harganya) Rp35 ribu per kilo. Tetapi, harganya naik turun enggak bisa diprediksi, tiba-tiba bisa naik, besoknya turun," ucapnya.

Daging sapi pun tak jauh berbeda. Kini satu kilogram daging sapi dihargai Rp135 ribu. "Kalau harga daging impor naik, yang lokal juga ikut-ikutan naik. Itu kan (sapi impor) dari pemerintah, jadi harga daging naik salah mereka," terang Dede (38) sambil menjelaskan alasan harga daging yang naik.

Hal serupa juga dialami Mutkhada (49), seorang pedagang daging sapi di Pasar Tugu, Depok. Ia mengungkap harga daging kini naik setelah pedagang mogok beberapa pekan lalu. "Sejak demo waktu itu 5 hari, (harganya) malah naik, padahal kami demo maunya turun, eh malah naik," kata Mutkhada sambil menepuk dahi.

Bukan hanya daging, harga tulang iga hingga paru-paru sapi juga naik antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram. Akibat kenaikan harga pangan, penjual bahan pokok di pasar tradisional mengaku pembeli sepi dan omzet turun sejak awal tahun ini.

Pembeli pun merasa kian tercekik. Susisno (45) yang berdagang 'Pecel Lele Cak Tole' ini mengaku kehilangannya omzet hingga setengahnya akibat harga pangan melambung.

"Yang beli ada tetap, cuma enggak rame. Aku gak ubah apa-apa, gak ganti kualitas atau ukuran, cuma omzetnya jadi kecil. Kalau omzet ibaratnya dari 100 jadi 50 lah," jelasnya.

Ia pun khawatir harga pangan akan melambung menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini. Senada, konsumen Yanti (47) dan Siti (47) juga mengeluhkan harga pangan yang tak terkendali. "Minyak goreng saja sekarang Rp35 ribu," ujar Yanti.

Siti kemudian menyaut, "bisa dapat yang Rp28 ribu saja sudah bersyukur banget. Apalagi, cabai rawit, aduh kaget banget," imbuhnya. 

Siti mengaku kaget harga cabai rawit merah yang biasanya Rp35 ribu per kg, kini menjadi Rp80 ribu per kg. Ia berharap pemerintah bisa segera menstabilkan harga pangan agar tidak melonjak sebelum Ramadan tahun ini [cnnindonesia.com].


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda