DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - World Cleanup Day (WCD) Aceh 2025 berhasil menghimpun 5,5 ton sampah dengan keterlibatan 5.366 relawan dari berbagai kalangan, mulai dari ASN, pelajar, mahasiswa, hingga komunitas.
Aksi gotong royong massal ini dipusatkan di Taman Sulthanah Safiatuddin (PKA) Banda Aceh dan bantaran Krueng Lampriek sebagai fokus utama pembersihan sungai.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, WCD Aceh kali ini menargetkan sungai sebagai area pembersihan. Langkah ini diambil karena kondisi sungai kian memprihatinkan akibat kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan, kontras dengan peran sungai yang dahulu sangat vital pada masa kerajaan di Aceh.
Pemilihan PKA sebagai venue utama didasari nilai simbolisnya yang merepresentasikan 23 kabupaten/kota di Aceh dalam bentuk anjungan-anjungan. Selain itu, PKA yang berada di pusat kota kini menjadi salah satu ruang publik utama bagi warga untuk berolahraga dan bersantai, sekaligus menyumbang peningkatan volume sampah akibat ramainya aktivitas di lokasi tersebut.
Kegiatan dibuka oleh Gubernur Aceh yang diwakili Kadis LHK Aceh, A. Hanan. Ia menyampaikan apresiasi kepada panitia, komunitas, dan relawan yang telah menggerakkan aksi luar biasa ini.
“Sampah yang terpilah dengan baik bisa bernilai ekonomi, menjadi energi, dan bahkan membuka peluang usaha baru” ujarnya.
Rangkaian WCD Aceh 2025 sendiri telah dimulai sejak Juli melalui kegiatan plogging di kawasan Car Free Day (CFD) serta Diskusi Aspirasi Kota bersama para penggiat lingkungan. Puncak peringatan berlangsung selama dua hari, dimulai Jumat (26/9) dengan agenda gotong royong bersama Pemerintah Aceh di seluruh SKPA, dan dilanjutkan Sabtu (27/9) dengan aksi bersih-bersih di PKA dan bantaran Krueng Lampriek.
Ketua Pelaksana, Muhammad Luthfi, menegaskan bahwa aksi ini tidak hanya terpusat di Banda Aceh.
“Aksi WCD turut dilaksanakan di 9 kabupaten/kota di Aceh dan semoga terus bertambah di tahun-tahun mendatang,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Pasca aksi, masih ditemukan karung sampah dalam kondisi bercampur sehingga harus dilakukan pemilahan ulang oleh tim. Hal ini menjadi pengingat bahwa kesadaran untuk memilah sampah masih harus terus ditingkatkan. Langkah kecil yang kita lakukan hari ini adalah pijakan besar menuju Indonesia bebas sampah 2029.”
Public Relation WCD Aceh, A. Rommy Djufar, juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi.
“Semangat ribuan relawan hari ini menunjukkan bahwa kepedulian pada lingkungan bukan sekadar wacana. Kami berharap energi ini terus hidup, menjadi budaya bersih yang melekat dalam keseharian masyarakat,” pungkasnya.