Sambut HGN, Alumni Sematkan Cincin Emas ke Guru
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menyambut Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap 25 November, Pengurus Yayasan Pionir Nusantara menggelar sejumlah agenda yang salah satunay memberikan cincin emas kepada gurunya.
"Kami banyak mengadakan kegiatan dalam menyambut HGN antara lain menyematkan cincin emas sebagai penghargaan kepada guru yang telah berjasa mencerdaskan anak bangsa," kata Ketua Pembina Yayasan Pionir Nusantara, Dr Anas M Adam MPd, Minggu (24/11/2019) di Banda Aceh.
Dia menerangkan, pada Sabtu (23/11/2019) kemarin, pihaknya menyematkan cincin emas kepada pensiunan guru MIN Cot Glumpang Kecamatan Glumpang Baro, Kabupaten Pidie, yaitu Cut Kamariah (75 tahun), Fatimah (79 tahun), Kamaliah Zakaria (75 tahun) dan Iskandar Ismail (66 tahun).
Pemberian cincin emas itu diberikan oleh para alumni antara lain Dr Anas M Adam, dr Fachrul Jamal SpAn, Rusydi M Adam SE MM dan lain-lain.
Kegiatan ini mengundang rasa haru mendalam bagi guru, murid, alumni sekolah, yang dilanjutkan memberikan bingkisan kepada guru pensiun dalam bentuk cincin emas.
Anas menyatakan pihaknya juga meluncurkan program Alumni Mengabdi untuk Guru.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Aceh era konflik Aceh dan bencana gempa dan tsunami Aceh 2004 mengatakan, kegiatan tersebut merupakan pendekatan alternatif untuk membantu pemerintah mencerdaskan guru di era penuh tantangan.
"Peran guru dalam mendidik belum dapat tergantikan dengan mesin, setiap individu dapat saja belajar dari berbagai media, namun untuk proses pendidikan yang hakiki khususnya pada jenjang awal pendidikan seperti di TK, SD, SMP, dan SMA tetap perlu darma bakti guru," ajaknya.
Mantan Direktur Pembinaan Guru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI itu mengingatkan kurikulum yang baik, metode dan strategi pembelajaran yang baik ada pada guru sendiri.
Bila guru tidak menguasai ketiga hal ini maka proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik.
Dia mengatakan saat ini masih ada guru belum menguasai kurikulum dengan baik, belum dapat menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran, dan belum menguasai strategi pembelajaran yang bervariasi, dan masalah lain terkait dengan materi pelajaran.
"Alumni adalah individu yang telah dididik dan dicerdaskan oleh guru, namun pada saat ini guru kita tertinggal karena proses perkembangan Iptek dan keterbatasan waktu dan upaya mereka untuk mengikuti perkembangan Iptek," jelas Anas.
Anas menyatakan untuk itu diperlukan dukungan kepada guru-guru dari para alumni yang telah dicerdaskan oleh guru sebagai suatu upaya menghargai pengabdian para guru.
Adapun program ini diberi nama "Alumni Mengabdi untuk Guru dalam Rangka Hari Guru Nasional 2019".
Kegiatan ini digagas oleh Yayasan Pionir Nusantara yang akan bekerjasama dengan para alumni, Dinas Pendidikan Aceh, Kanwil Kementerian Agama Aceh, LPMP Aceh, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kantor kementerian Agama Kabupaten/Kota, dan sekolah/madrasah.
Langkah awal kegiatan tela diluncurkan pada 23 November 2019 di MIN 38 Pidie, Cot Glumpang, Kecamatan Glumpang Baro, Pidie, oleh alumni MIN/SD, SMP, MTsN dan SMA. Seterusnya dilanjutkan di sekolah/madrasah di seluruh Aceh.
"Dalam HGN 2019, kami mengimbau alumni untuk peduli kepada guru di sekolahnya dengan mengajar sehari di sekolah atau mengunjunginya," pungkas Anas.(red/rel)