Risma Sempat Dicuekin Bupati Alor
Font: Ukuran: - +
Sumber : cnnindonesia.com
DIALEKSIS.COM | Surabaya - Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma mengaku pernah menemui Bupati Alor, NTT, Amon Djobo sebelum video dirinya yang memarahi dua staf Kemensos viral. Namun, kata dia, Amon malah bersikap tak acuh padanya.
Video tersebut diketahui berlangsung dan direkam pada pertengahan April 2021 dan baru tersebar belakangan di media sosial dan grup-grup WhatsApp.
Risma mengatakan momen pertemuan dengan Amon itu terjadi ketika ia meninjau lokasi terdampak bencana di Alor. Saat itu, ia berusaha menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi, namun Amon menolak bicara kepadanya.
"Pernah [bertemu Amon], aku sengaja datang. Sebetulnya sebelum viral. Tapi aku tahu dia marah-marah. Aku sengaja datang, aku mau jelaskan tapi dia nggak mau ngomong sama aku," kata Risma di Surabaya, Jumat (4/6).
"Pernah [bertemu Amon], aku sengaja datang. Sebetulnya sebelum viral. Tapi aku tahu dia marah-marah. Aku sengaja datang, aku mau jelaskan tapi dia nggak mau ngomong sama aku," kata Risma di Surabaya, Jumat (4/6).
Bahkan, kata Risma, untuk sekadar menyapa dirinya saja, Amon enggan. Padahal keduanya hadir dalam satu acara. Risma pun memilih untuk tetap bersama Forkopimda setempat dan para warga.
"Aku diajak Pak Menko PMK kesana, kemudian ada dua acara ada di Pantar selatan atau utara gitu itu, pertama ada bupati tapi beliau tidak menyapa saya, dan saya enggak masalah," ucapnya.
"Acara dua beliau meninggalkan tempat aku di situ sama Kapolres dan Pak Danrem. Bagiku yang penting warga nggak kelaparan. Karena itu tugasku," lanjut Risma.
Dalam kesempatan itu, Amon, kata dia, juga berpidato dengan marah-marah. Namun, Risma mengesampingkan hal itu. Ia merasa alasan utama kedatangan dirinya bukan hanya untuk Amon, tapi untuk memastikan warga terdampak bencana mendapatkan bantuan.
"Dia pidato juga marah-marah. Tapi aku merasa aku enggak salah. Karena bagi aku bukan [masalah] satu dua orang, ini masalah perut warga, kalau mereka kelaparan, terjadi sesuatu, aku yang salah," tuturnya.
Sebenarnya, Risma ingin menjelaskan bahwa Amon telah salah paham karena menganggap paket bantuan untuk korban bencana yang dikirimkan pihaknya, sebagai bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Bantuan itu, kata Risma, terpaksa disalurkan via DPRD Alor, lantaran pihak Kemensos, kesulitan berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Alor pascabencana Topan Seroja.
Ketua DPRD Alor itu kemudian menawarkan paket bulog yang ada untuk bantuan warga. Risma yang ingin warga cepat mendapatkan bantuan kemudian membeli paket itu. Sebab bantuan dari Kemensos sendiri kesulitan mencapai Alor lantaran terbatasnya akses.
"Dia [Ketua DPRD Alor] ngomong, 'bu ini ada dari bulog ada paket', bulog mungkin jualan paket saat Paskah itu kayaknya, terys ditunjukkan barang-barangnya 'seperti ini paketnya'. Ruben [staf kemensos] tak suruh nyelesaikan, pesen bulog, selesaikan ke mereka," ucapnya.
Risma hanya ingin bantuan itu cepat tersalurkan. Ia pun menampik, pernyataan Amon, dalam video yang viral, yang menyebut bahwa bantuan itu adalah bantuan PKH.
"Dia marah-marah ke stafku. Dikira itu PKH. Kalau bentuknya bantuan sosial, PKH, BPNT, BST, itu mulai aku jadi menteri tidak ada barang. Yang ada adalah uang," katanya.
Meski bantuan itu disalurkan melalui DPRD Alor, ia menegaskan bahwa tidak ada kepentingan apapun dibalik itu.
Sebelumnya, sebuah video viral berdurasi 3 menit 9 detik beredar luas saat Amon memarahi dan mengusir dua staf Kementerian Sosial di rumah jabatan Bupati Alor.
"Benar itu saya yang memarahi," kata Amon saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Selasa (1/6) malam.
Dalam video yang beredar, Amon mengungkapkan kemarahannya kepada staf Kementerian Sosial yang menemuinya di Rumah Jabatan Bupati Alor. Bukan hanya memarahi tapi Amon juga mengusir staf Kemensos tersebut untuk segera meninggalkan Alor.
Saat itu, Amon juga mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas tentang Risma di hadapan dua staf itu.
(frd/arh)