Beranda / Berita / Aceh / Ribuan Hektar Sawah Warga di Aceh Utara Terancam Kekeringan

Ribuan Hektar Sawah Warga di Aceh Utara Terancam Kekeringan

Sabtu, 07 Januari 2023 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita

Kondisi sawah warga di Kabupaten Aceh Utara. [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Aceh Utara - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara mencatat 8.900 hektare sawah warga di delapan kecamatan yang terletak di Kabupaten Aceh Utara dan satu Kecamatan di Kota Lhokseumawe, terancam kekeringan

Hal itu dikarenakan krisis air, dampak dari pembangunan bendungan krueng pasee yang menjadi sumber air bagi ribuan hektare persawahan warga tersebut hingga kini tak kunjung selesai.

“Apabila tidak turun hujan dalam waktu dekat, maka sawah warga mengalami kekeringan dan warga terancam gagal panen,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, Erwandi, Sabtu (7/1/2023). 

Ribuan hektare sawah itu berada di Kecamatan Meurah Mulia, Nibong, Matang Kuli, Tanah Luas, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, Syamtalira Bayu, dan juga di Kecamatan Samudera di Aceh Utara. Sedangkan di wilayah di Kota Lhokseumawe, di Kecamatan Blang Mangat. 

“Kalau umur masa tanam bervariasi. Sebagian besar warga baru selesai tanam berkisar antara lima belas hari sampai 55 hari,” ujarnya. 

Kata Erwandi, seluruh persawahan di kecamatan tersebut berstatus sebagai sawah tadah hujan atau sawah yang hanya memanfaatkan air hujan. Bahkan sebagai sumber air utama memanfaatkan bendungan Krueng Pasee. Namun setelah bendungan Krueng Pasee jebol akibat bencana banjir pada akhir tahun 2020 lalu, petani mengalami krisis air. 

Tapi sayangnya, Bendungan yang dibangun kembali sejak tahun 2021 ini tak kunjung selesai pengerjaannya sehingga berdampak pada ribuan persawahan warga, yang selama ini hanya bergantung pada sumber air dari bendungan tersebut. 

Dinas pertanian dan pangan kabupaten aceh utara menyebutkan terkait pembangunan bendungan Krueng Pasee, merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, melalui Balai Sungai Wilayah Sumatera. Sementara dari Dinas sendiri hanya mampu mengurangi dampak, seperti meminjamkan brigade alsintan untuk mengurangi dampak kekeringan. 

“Kita berharap kepada petani agar dapat bersabar hingga pembangunannya selesai,” pungkasnya. [RG]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda