Beranda / Berita / Aceh / Rektor Unimal: TNI Harus Adaptif di Era Digital

Rektor Unimal: TNI Harus Adaptif di Era Digital

Sabtu, 05 Oktober 2024 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : ARN

Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal), Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., Asean.Eng, mengatakan bahwa transformasi TNI dari masa ke masa mencerminkan kemampuan adaptasi institusi ini terhadap tantangan zaman. [Foto: Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah menempuh perjalanan panjang dalam membangun dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Memasuki usia ke-79 tahun, institusi militer ini terus berbenah menuju profesionalisme modern tanpa melupakan semangat perjuangan yang menjadi akar sejarahnya.

Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal), Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., Asean.Eng, mengatakan bahwa transformasi TNI dari masa ke masa mencerminkan kemampuan adaptasi institusi ini terhadap tantangan zaman. 

"TNI telah berevolusi dari tentara pejuang menjadi tentara profesional yang menguasai teknologi modern, namun tetap berpegang pada nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme," ujarnya saat diwawancarai secara online oleh Dialeksis.com, Sabtu (5/10/2024).

Menurut Prof. Herman, salah satu indikator profesionalisme TNI terlihat dari peningkatan kapabilitas personelnya. 

"Saat ini, TNI tidak hanya fokus pada kemampuan tempur konvensional, tetapi juga mengembangkan keahlian dalam menghadapi ancaman non-tradisional seperti terorisme, bencana alam, hingga peperangan siber," jelasnya.

Lebih lanjut, akademisi yang juga aktif dalam kajian pertahanan ini menekankan pentingnya sinergi antara TNI dan masyarakat sipil. 

"Profesionalisme TNI juga tercermin dari kemampuannya menjalin hubungan yang harmonis dengan berbagai elemen masyarakat. Ini sejalan dengan prinsip tentara rakyat yang menjadi jati diri TNI sejak awal pendiriannya," tambahnya.

Menyoroti peran TNI dalam pembangunan nasional, Prof. Herman mengapresiasi kontribusi institusi ini di luar tugas pertahanan. 

"Kita bisa melihat bagaimana TNI terlibat dalam berbagai program pembangunan infrastruktur, penanganan bencana, hingga pemberdayaan masyarakat di daerah terpencil. Ini menunjukkan bahwa profesionalisme TNI tidak hanya dalam aspek militer, tetapi juga dalam perannya sebagai komponen bangsa," paparnya.

Saat ditanya mengenai tantangan ke depan, Prof. Herman menyoroti pentingnya modernisasi alutsista dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 

"Di usia yang ke-79 ini, TNI harus terus memperkuat kemampuannya menghadapi bentuk-bentuk ancaman baru. Modernisasi peralatan dan teknologi harus diimbangi dengan pengembangan kompetensi personel yang mumpuni serta terus meningkatkan industri pertahanan dalam negeri, seperti yang dilakukan PTDI menproduksi pesawat CN235 dan NC212i, serta produk kolaborasi pesawat CN295, helikopter H225M, NAS 332 C1+, AS565 MBe Panther, AS550 Fennec, Bell 412 dan BO-105," jelasnya.

PT. Pindad yang mampu memproduksi alpahankam baru buatan dalam negeri seperti Panser Pandur, medium tank Harimau, Anoa (basic), panser Komodo APC (basic). Ada juga kendaraan taktis 4x4 APC, kendaraan taktis 4x4 V3, dan kendaraan khusus 4x4 peluncur rudal buatan PT Sentra Surya Ekajaya. Ini menunjukkan TNI terus bergerak memodernisasi Alutsista buatan dalam negeri.

Diakhir pandangannya, Rektor Unimal ini menyampaikan harapannya agar TNI terus berkembang menjadi institusi yang semakin profesional tanpa kehilangan karakternya sebagai tentara rakyat. 

"Semoga di usia yang ke-79 ini, TNI semakin solid, modern, dan profesional dalam menjaga kedaulatan NKRI, sekaligus tetap dekat dengan rakyat sebagaimana semangat pendiriannya," pungkasnya. Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia. "TNI Modern Bersama Rakyat Siap Mengawal Suksesi Kepemimpinan Nasional untuk Indonesia Maju". [arn]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda