kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Rektor Unimal Ikut Kegiatan Pelepasan Bayi Penyu ke Laut

Rektor Unimal Ikut Kegiatan Pelepasan Bayi Penyu ke Laut

Jum`at, 18 Januari 2019 09:05 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM I Lhoksukon - Kelompok civitas akademika Prodi Ilmu Kelautan dan Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh melakukan kegiatan pelepasan bayi penyu (tukik) di Pantai Gampong Keude, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara pada kamis (17/1). 

Pada kegiatan yang juga ikut dihadiri oleh rektor Universitas Malikussaleh, Dr. Herman Fithra, ST, MT., IPM; dekan Fakultas Pertanian Unimal, Dr. Mawardati, M.Si; dan pembantu Rektor IV Dr. July Mursyidah. Pada acara ini pelepasan ini juga ikut diliput oleh beberapa wartawan baik cetak maupun online.

Menurut ketua Marine Center Unimal, Dr. Zulfikar, M.Si, pelepasan ini merupakan kegiatan pertama dilakukan selama 20 tahun belakangan ini di pantai timur Aceh Utara. Kegiatan ini diharapkan akan menjadi sebuah upaya edukasi kepada masyarakat pesisir bahwa konservasi penyu harus menjadi suatu kewajiban warga, karena penyu termasuk hewan laut yang dilindungi. "Dari tujuh spesies penyu di dunia, enam di antaranya berada di lautan Indonesia termasuk di Aceh", ungkap Zulfikar dalam wawancara dengan dialeksis.com. Menurutnya pantai barat Aceh seperti wilayah Panga, Aceh Jaya dan Aceh Barat merupakan daerah favorit penyu, termasuk penyu belimbing bertelur.

Sementara pada kesempatan terpisah, Rektor Unimal, Herman Fithra menyambut baik kegiatan ini. "kegiatan seperti ini menunjukkan Unimal memiliki komitmen yang baik pada pengembangan pengetahuan, empat sosial, dan pengabdian masyarakat. "Semoga saja kegiatan ini tidak menjadi yang pertama dan terakhir", jelas Herman.

Pada saat itu dilakukan pelepasan sekitar 20-an bayi penyu jenis penyu lekang (lepidochelys olivaces), dari sekitar 80 telur yang dibeli dari masyarakat. Kegiatan ini sendiri merupakan tindak-lanjut dari hasil skripsi mahasiswa Ilmu Kelautan dan Akuakultur, Yusmalinda. Ia melakukan rekayasa tentang ketebalan pasir saat penangkaran yang dilakukan di dalam drum, dan ternyata dengan ketebalan pasir 20-40 cm, keberhasilan penetasan lebih baik. Dibawah supervisi sang dosen, Dr. Zulfikar dan Airlangga, M.Si, Linda, mahasiswa Gampong Blangpanyang, LHokseumawe berhasil melakukan eksperimen itu dan selanjutnya dipertahankan saat sidang skripsi.

Demikianlah, pengetahuan harus mengabdi kepada nilai-nilai humanisme dan alam yang lestari. (tkf)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda