Rektor Unimal Beri Kesempatan Bagi Capres dan Caleg Kampanye di Kampus
Font: Ukuran: - +
Reporter : Rizkita Gita
Foto: dok. IKAL
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Kampus Universitas Malikussaleh memberikan kesempatan ke seluruh calon capres maupun cawapres dan juga calon legislatif untuk berkampanye dengan mahasiswa di kampus itu.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor Universitas Malikussaleh, Herman Fithra, kepada wartawan bersama Dialeksis.com pada Kamis (7/12/2023) usai kegiatan Ngopi Kebangsaan IKAL Aceh teken MoU Unimal. Mengusung tema “Pemilu Damai Jujur dan Adil Memperkokoh Ketahanan Nasional”.
“Kita memberikan ruang semua calon - calon yang ingin menggunakan Unimal sebagai tempat berkampanye sesuai dengan PKPU. Artinya ikuti aturan yang ada, supaya Unimal ini bisa menjadi memperkokoh menjaga NKRI,” kata Herman.
Dia menegaskan, dengan ada kesempatan berkampanye di kampus pihak kampus tidak memihak kepada partai apapun artinya tidak ada dikotomi di kampus Unimal.
“Kami tidak mendukung seseorangan. Hari ini bersama- sama menjaga pemilu damai jujur dan adil,” ujarnya.
Herman menambahkan, dengan adanya ruang kampanye di kampus ini menjadi sebuah edukasi bagaimana program- program kerja yang dipromosikan setiap calon itu diadu oleh para mahasiswa dan mereka bisa menentukan pilihanya dari hati.
“Kita terus memberikan edukasi agar mereka tidak apatis selama proses pemilu, tapi berperan aktif bagaimana dia ikut melakukan pemilihan dan mengajak teman memilih orang yang rasional. Karena pemimpin yang mereka pilih nantinya sangat bergantung dengan masa depan bangsa,” terangnya.
Unimal Teken MoU dengan DPD IKAL Aceh
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Keluarga Alumni Lembaga Ketahanan Nasional (DPD) IKAL Lemhannas Provinsi Aceh, Prof. Dr. Syahrizal Abbas, MA, melihat bahwa harapan masyarakat Aceh yang berkembang pada Pemilu kali ini.
“Tidak muluk-muluk, sederhana saja. Pemilu sukses dan bisa melahirkan pemimpin berkualitas, demokrasi berjalan, sudah itu saja,” sebut Syahrizal.
Syahrizal menilai, kondisi ini muncul, bukan karena masyarakat Aceh apatis dengan Pemilu, namun menurutnya, masyarakat Aceh sudah lelah dengan konflik dan bencana. Karenanya, lanjutnya, harapan masyarakat Aceh sederhana saja, Pemilu sukses dan bisa melahirkan pemimpin berkualitas, baik pada level lokal maupun nasional.
Dalam pandangan Syahrizal, Pemilu adalah instrumen dalam demokrasi. Oleh karenanya, tidak dapat dipungkiri proses demokrasi yang berkualitas akan lahirkan pemimpin berkualitas.
“Pemilu adalah momentum untuk melahirkan demokrasi. Oleh karenanya, para penyelenggara negara, partai politik dan masyarakat, perlu membangun budaya politik yang demokratis agar proses demokrasi ini berjalan dengan baik di Indonesia,” pungkasnya.