Rektor UIN Ar Raniry: Salam Lintas Agama Representasi Semangat Keragaman dan Persaudaraan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Biyu
Prof Dr Mujiburrahman, M.Ag, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry. Foto: for Dialeksis
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menurut Prof Dr Mujiburrahman, M.Ag, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry, tradisi salam lintas agama telah menjadi fenomena baru relasi pembuka antara warga negara di Indonesia. Hal ini merupakan representasi semangat keragaman yang diwujudkan dalam cinta perdamaian antar sesama pemeluk umat beragama.
"Salam lintas agama merupakan produk kebudayaan Indonesia yang menghadirkan semangat kebersamaan dan toleransi. Ini bukan sesuatu yang bersifat teologis, melainkan citra kebudayaan yang melingkupi penyatuan pemaknaan simbolik dan tata pikir untuk mengedepankan penghargaan pada siapapun," jelas Prof Mujiburrahman kepada Dialeksis.com (07/06/2024).
Menurut Prof Mujiburrahman, umat beragama di Indonesia telah mempraktikkan toleransi dan saling menghargai selama ratusan tahun, jauh sebelum isu toleransi diangkat lagi belakangan ini. Salam lintas agama menunjukkan keinginan warga Indonesia untuk menghadirkan semangat persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari, walaupun berbeda keyakinan.
Prof Mujiburrahman juga menekankan pentingnya mengenalkan salam lintas agama pada generasi muda untuk membangun relasi yang kuat antar sesama.
"Generasi muda perlu dikondisikan dengan rekayasa sosial budaya yang membuka relasi persaudaraan melalui salam lintas agama. Ini untuk menyemai semangat saling menghargai sejak dini," ujarnya.
Ia berharap salam lintas agama dapat dilihat dalam perspektif luas sebagai pemersatu dan penguat rasa toleransi di Indonesia.
"Salam lintas agama mempersatukan rasa antar warga negara. Ketika perasaan sudah terhubung di awal, maka akan terbangun energi kebangsaan yang kuat," pungkas Rektor UIN Ar Raniry itu.