kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Rektor IPB: PISPI Aceh Unggul dan Miliki Kreatifitas

Rektor IPB: PISPI Aceh Unggul dan Miliki Kreatifitas

Minggu, 21 Februari 2021 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

[IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rektor IPB Arif Satria, selaku dewan pakar Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI), dalam lawatan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, meluangkan waktunya untuk bersilaturrahmi sekaligus menandatanganai prasasti Sekretariat (Rumoh) PISPI Aceh, Sabtu (20/2/2021). 

Penandatanganan prasasti tersebut selain disaksikan pengurus dan Sekretaris PISPI Aceh Habiburrahman, STP. MSc, juga didampingi wakil rektor USK Dr. Agussabti, peneliti BPTP Aceh Abdul Azis, dekan FP Unaya, Ka. SMK-PP Saree, para dosen dan sejumlah milenial alumni fakultas pertanian dari berbagai perguruan tinggi di Aceh.

Usai penandatanganan prasasti dilanjutkan diskusi ringan sambil menikmati kopi wine hasil racikan Dedi Ikhwani selaku owner Cafe Deputroe. Sambil menyeruput kopi, Prof Arif Satria menyebutkan, proses mentoring dalam bidang bisnis, khususnya bisnis pertanian sangat penting dilakukan apalagi bagi kaum milenial, karena umumnya mereka lebih berminat dan tertarik untuk menjadi owner dalam bisnisnya.

Dikatakannya, orkestrasi PISPI Aceh dalam memberikan motivasi bagi milenial ke bisnis sektor pertanian sangat baik dan unggul serta memiliki kreatitifitas. "Bisnis pertanian takkan pernah berhenti karena menyangkut kebutuhan pokok, yang dibutuhkan oleh semua manusia," katanya.

Ia mengungkapkan di masa pandemi ini sektor pertanian merupakan paling tahan banting. Tidak hanya itu, pandemi menjadi berkah untuk pertanian kita, karena bisa tumbuh 2,5 persen dan eksporpun meningkat 15 persen.

"Pertumbuhan ini perlu diapresiasi, ternyata sektor pertanian dapat menjadi penyelamat tatkala masa krisis, sebab mampu bangkit dibandingkan sektor lainnya," papar Prof Arif Satria.

Menurutnya, kunci utama dalam pembangunan pertanian tidak terlepas dari ketersediaan mutu SDM dan teknologi yang unggul. "Walaupun kita kaya akan sumberdaya alam yang berlimpah, namun jika pengelolaannya tidak dilakukan secara tepat guna dan tepat sasaran, maka semuanya akan sia-sia saja," bebernya.

Ditambahkannya, teknologi di bidang pertanian harus terus didorong, melalui kerjasama dan pola kemitraan baik kampus (Perguruan Tinggi), NGO, pengusaha maupun membangun komunikasi dengan kaum milenial.

"Dan saya bangga, ternyata hal ini sudah dilakukan oleh PISPI Aceh, karena selama ini Aceh sudah mulai memproduksi gula sawit," pungkasnya.

Di sisi lain, Azanuddin Kurnia, SP, MP sebagai Ketua PISPI Aceh, mengatakan pihaknya akan terus berupaya mendorong tumbuhnya berbagai aktivitas dan kratifitas yang bisa meningkatkan nilai tambah terhadap berbagai produk baik komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

Dengan adanya nilai tambah dan daya saing kata Azan, tentu akan meningkatkan dan menambah pendapatan masyarakat. Dijelaskan pula bahwa selama ini pihaknya telah memanfaatkan limbah batang sawit, hasil dari replanting sawit yang dijadikan gula merah atau gula sawit dari nira sawit.

"Ini merupakan inovasi teknologi dalam menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi petani maupun masyarakat", ungkap Azan yang juga sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh.

Selain itu berbagai komoditi yang berpotensi ekspor perlu dipertahankan produksi dan produktivitas serta kontiunitas karena permintaan dalam negeri maupun luar negeri masih tetap tinggi. Untuk menambah pendapatan daerah, devisa Negara dan juga pendapatan masyarakat, maka sudah seharusnya dipercepat ekspor dari pelabuhan yang ada di Aceh.

PISPI mendorong bagaimana agar pelabuhan di Aceh hidup, sehingga bisa memangkas biaya transportasi ke Medan atau Belawan, sehingga biaya transportasi bisa dinikmati oleh petani atau pengusaha di Aceh.

Dengan terbuka pelabuhan juga akan membuka lapangan kerja baru dan ekonomi akan lebih berputar dan menggeliat di Aceh. "Tentu hal ini akan mampu mendorong terjadinya penurunan angka kemiskinan", sebut Azan yang juga aktif diberbagai organisasi di Aceh.

Sementara saat penyambutan, Sekretaris Habiburrahman menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan silaturahmi Rektor IPB University dan Dr Tedy Dirhamsyah dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Badan Liang Pertanian) yang juga sekretaris umum PISPI pusat.

Keberadaan Rumoh PISPI Aceh selain untuk menampung berbagai aspirasi anggota, juga menjadi tempat/display hasil olahan produk binaan dari PISPI Aceh yang memiliki nilai tambah serta berdaya saing seperti kopi aneka sensasi dan gula sawit.

Dilaporkan, Rumoh PISPI juga sebagai ajang diskusi yang telah menghadirkan narasumber seperti Mas Graha, Duta Petani Milenial dari Jakarta, dengan tema Menumbuhkan Percepatan Petani Milenial di Aceh. Kemudian Dr. Tedy Dirhamsyah dengan Tema Meningkatkan Daya Saing Produk Pertanian.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda