Refleksi 25 Tahun Reformasi, PENA 98 Aceh: Menolak Lupa Peristiwa Tahun 1998
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Persatuan Aktivis Nasional 98 (PENA 98) bersama mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Syiah Kuala melakukan diskusi di Aula FISIP USK, Jumat (19/5/2023).
Diskusi ini membahas mengenai Refleksi 25 tahun Reformasi Indonesia, turut menjadi moderator dalam diskusi ini yaitu dosen FKIP USK, Dr, Budi Arlanto S. Pd, M.A, yang menjadi narasumber yaitu dari aktivis lingkungan Aceh, TM Zulfikar, Dosen Fakultas Hukum USK, Bakti Siahaan, Sekretaris Komite SMUR & Aktivis 98, Rahmat Djailani dan Program Manager YLBHI-LBH Banda Aceh, Aulianda Wafisa.
Amatan dialeksis.com, Diskusi ini berlangsung aktif, mahasiswa antusias menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya kepada pemateri.
Presidum Nasional Persatuan Aktivis Nasional 98 (PENA 98) Provinsi Aceh, Arie Maulana dalam kata sambutan mengatakan, bahwa bagi generasi millenial, Diskusi ini penting dilakukan di kampus terutama dalam merefleksi 25 tahun era reformasi di Indonesia.
"Kita ingin memastikan bahwa peristiwa tahun 1998 untuk tidak dilupakan," katanya.
Arie Maulana mengatakan ada pendapat yang menyatakan bahwa dengan adanya sejarah dapat merefleksikan diri untuk menuju masa depan.
Dirinya yakin bahwa di dalam pembelajaran kampus itu pasti ada menjelaskan tentang korban DOM di Aceh, aksi perlawanan dari aktivis untuk korban HAM dan bagaimana aksi mendukung penindakan para pelaku HAM di Aceh.
"Saya kira ini pasti ada dijelaskan materinya di kampus," ujarnya.
Sambungnya, dulu semua pihak sangat susah dalam melakukan kegiatan perkumpulan. Apalagi membicarakan isu yang politis seperti kebebasan berbicara dan berpendapat di muka umum hal ini tentunya sangat susah.
"Kita ingin mengulang kembali bahwa 25 tahun lalu. Betapa sulitnya membuat kegiatan perkumpulan. Berkumpul 10 orang saja sudah dikira kita ingin memberontak," pungkasnya.