Lem Faisal. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pada hari ini, lantunan Surah Yasin menggema di situs-situs pemakaman massal dari tragedi tsunamiyang meluluhlantakkan Tanah Rencong 19 tahun silam. Ratusan peziarah dari pagi sampai sore hari terlihat memadati kuburan massal untuk mengirim doa kepada kerabat dan sanak keluarga yang ditinggalkan. Bagi para penyintas, memori kejadian gempa dan tsunami pada hari itu masih segar di ingatan.

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, Tgk Faisal Ali atau akrab dikenal Lem Faisal memberikan pesan-pesan kepada masyarakat Aceh dalam merefleksikan bencana alam tersebut yang telah mengubah peta sejarah Aceh sampai kini. 

Dalam kesempatan wawancara dengan Dialeksis.com, Lem Faisal mengingatkan masyarakat Aceh dan khususnya penyintas untuk mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut yang bisa digunakan untuk melanjutkan hidup saat ini.

Tak lupa, Lem Faisal juga mengingatkan masyarakat untuk mengirimkan doa kepada kerabat yang telah berpulang pada tragedi 19 tahun silam tersebut.

"Kita yang masih hidup saat ini jangan lupa untuk berdoa kepada saudara kita yang sudah menjadi korban kejadian itu," ucapnya.

Secara khusus kepada para penyintas, Lem Faisal berpesan untuk terus mawas diri dan bersyukur atas segala nikmat dan umur panjang yang diberikan. Ia juga memperingatkan bahwa ajal kita di dunia tidak ada yang tahu kapan.

"Sehebat apapun kita, kalau Allah sudah mentakdirkan kita berpulang tanggal sekian jam sekian, itu tidak bisa dihindari, maka berbuatlah yang bermanfaat untuk makhluk Allah," tegasnya.

Terakhir, Lem Faisal juga berpesan kepada generasi-generasi muda yang lahir setelah bencana tersebut agar melihat bencana tersebut sebagai warisan sejarah yang sangat bernilai untuk kehidupan saat ini dan masa depan. 

Di penghujung wawancara tersebut, tokoh ulama Aceh tersebut berpesan kepada generasi milenial Aceh untuk terus mengedukasikan diri dengan pengetahuan kebencanaan. Ia sangat berharap, generasi Aceh kedepan lebih sigap dalam kesiapsiagaan bencana.

"Anak-anak kita saat ini yang lahir setelah tsunami kan sudah beranjak dewasa, kita harap pengetahuan kesiagaan bencana mereka lebih dari kita," pungkasnya.