kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Rasio Kelulusan di SBMPTN Capai 41 Persen, Bukti Pendidikan Aceh Berkualitas

Rasio Kelulusan di SBMPTN Capai 41 Persen, Bukti Pendidikan Aceh Berkualitas

Selasa, 22 Juni 2021 19:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM saat memberikan arahan dan apresiasi dihadapan para kepala sekolah se-Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar di Aula Kantor Cabang Disdik Wilayah Kabupaten setempat, Selasa (22/6/2021). [Foto: dok. Dinas Pendidikan Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Keberhasilan siswa/i Aceh lulus pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2021 merupakan hasil kerja keras seluruh warga sekolah. Peran kepala sekolah sangat penting dalam menjalankan fungsi manajerial di sekolah.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM dihadapan para kepala sekolah se-Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar di Aula Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten setempat, Selasa (22/6/2021).

“Bapak Gubernur Aceh menyampaikan selamat dan terimakasih kepada bapak/ibu guru semua. Beliau mengapresiasi atas prestasi yang telah kita raih pada tahun ini. Semoga ke depan dapat lebih ditingkatkan lagi," ucapnya

Dari sisi jumlah, lanjutnya kelulusan siswa/i Aceh melalui jalur SBMPTN memang menduduki peringkat 8 nasional, namun jika dibandingkan antara jumlah peserta yang mendaftar dengan yang diterima, maka rasionya mencapai 41 persen. Sedangkan pada jalur SNMPTN, rasio kelulusan Aceh mencapai 36.80 persen. Ini merupakan rasio tertinggi secara nasional.

"Dari besaran rasio ini, seharusnya menjadi salah satu dasar tolok ukur keberhasilan pendidikan di suatu daerah, tetapi dibatasi keterbatasan data provinsi lain, sehingga tidak dapat membandingkan rasio jumlah yang mendaftar dan yang diterima melalui jalur SBMPTN dengan provinsi lainnya," jelasnya.

Alhudri mengatakan pihaknya akan terus melakukan kerja sama dengan semua pihak termasuk perguruan tinggi dan industri serta dunia kerja untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitas para guru dan siswa/i yang sedang menempuh pendidikan di Aceh. 

“Beberapa waktu lalu kita telah bekerja sama dengan salah satu Perguruan Tinggi, yaitu UIN Ar-Raniry dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas guru yang ada di seluruh Aceh,” ujarnya.

Kedua belah pihak, lanjutnya memiliki komitmen dan cita-cita yang sama untuk mewujudkan sumber daya manusia pengajar dan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.

“Dengan adanya kerja sama tersebut, para guru yang ada di seluruh Aceh, khususnya Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar memiliki kesempatan untuk terus meningkatkan SDM dalam rangka mewujudkan Program Unggulan Aceh Carong,” terangnya.

Kadisdik Aceh meminta kepada para kacabdin se-Aceh untuk dapat mendata secara rinci para siswa/i yang lulus pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 2021. Pihaknya akan memberi penghargaan terhadap satuan pendidikan jenjang SMA/SMK dan SLB yang paling banyak meluluskan siswa/i ke perguruan tinggi negeri.

“Kami akan memberikan piagam penghargaan kepada satuan pendidikan yang terbanyak meluluskan siswa/i nya ke Perguruan Tinggi Negeri. Setiap kabupaten/kota akan dipilih tiga sekolah terbanyak dan kepala sekolahnya akan diundang ke provinsi,” katanya penuh semangat.

Meski demikian, Alhudri melanjutkan untuk meraih prestasi tersebut bukanlah hal mudah, perlu ketekunan dan kerja keras dari semua pihak. Namun, menurutnya, mempertahankan prestasi tersebut jauh lebih sulit jika tidak dilakukan dengan keikhlasan dan kekompakan.

“Pendidikan Aceh pada tahun 2018 pada posisi 34 nasional, tahun 2019 berada pada posisi 27 nasional, tahun 2020 pada posisi 23 nasional. Lalu pada tahun 2021 ini Provinsi Aceh berada pada posisi 8 secara nasional. Alhamdulillah pendidikan Aceh semakin membaik dari tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya penuh haru yang disambut tepuk tangan para kepala sekolah.

Alhudri mengajak para kepala sekolah untuk terus berinovasi dan berkarya dalam menjalankan program belajar mengajar di satuan pendidikannya. Terlebih dengan kondisi saat ini yang mengharuskan pembelajaran berlangsung secara daring dan sift tatap muka. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda