DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) di bawah komando Edi Yandra sang Kepala Dinas, terus berupaya memantik minat baca masyarakat Aceh. Selain terus menyempurnakan dan melengkapi bahan bacaan di Mall Baca Pustaka Wilayah, DPKA juga gencar menggelar Pustaka Keliling.
“Pustaka Keliling adalah salah satu upaya kami untuk merayu masyarakat agar gemar membaca. Tidak hanya anak-anak, kami menyasar semua batasan usia, karena membaca dan belajar tentu tanpa batas. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat,” ujar Edi, Minggu (2/2/2025) pagi.
Kepala DPKA mengungkapkan, tingkat kegemaran baca buku masyarakat Indonesia berada di peringkat peringkat 31 dunia. Sementara itu, di Indonesia, Aceh bahkan tidak masuk dalam 5 besar daerah yang masyarakatnya gemar membaca.
Karena itu, kata Edi, selama ini DPKA rutin menggelar Pustaka Keliling di beberapa titik di kawasan Kota Banda Aceh.
“Setiap Minggu pagi, petugas kami dengan menggunakan mobil yang telah di modifikasi rutin menggelar Pustaka Keliling di Lapangan Blang Padang, Lapangan Tugu Universitas Syiah Kuala dan Stadion Lhong Raya juga di area Car Free Day. Alhamdulillah, antusias masyarakat cukup baik,” ungkap Edi.
Edi mengakui, karena keterbatasan armada dan petugas, DPKA belum bisa menjangkau pembaca lebih luas serta menambah lokasi pustaka keliling. Karena itu, Edi menyarankan masyarakat untuk mengunjungi Mall Baca Pustaka Wilayah.
“Buku-buku di Mall Baca cukup lengkap. Kami mengajak masyarakat untuk berkunjung ke sana akan lebih bagus jika membawa serta anak-anak. Dengan demikian kita turut mengajarkan anak-anak kita agar gemar membaca, sehingga di masa mendatang, membaca akan menjadi budaya dan kebiasaan anak-anak kita,” kata Edi Yandra.
“Armada dan petugas kita terbatas, jadi saat ini pustaka keliling juga terbatas. Selain di beberapa titik tadi, pustaka keliling juga selalu kita gelar pada setiap kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah, seperti pada pameran-pameran dan sejumlah kegiatan lainnya,” pungkas Edi Yandra. [*]