Prof. Yusni Saby: Perspektif Penyelesaian Konflik Bisa Ditulis Siapa Saja
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kordinator Tim Pengkaji Pendidikan Perdamaian Aceh, Prof. Drs. Yusni Saby, MA. Ph.D meminta untuk semua pihak dapat berkontribusi dan memberi sumbangsih dalam merawat perdamaian Aceh, serta turut menyelesaikan problem-problem yang belum selesai.
"Ingat, bahwa konflik masih mungkin terjadi, namun sebelum kembali terjadi, mari kita selesaikan," kata Prof. Yusny Saby pada "Seminar Hasil Kajian Penyelesaian Konflik Aceh" 5 penulis Aceh dari berbagai perspektif. Acara digelar di Hotel Mekkah, Lampriet, Banda Aceh, Selasa (18/12).
Kata Prof Yusni yang juga Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Aceh tersebut, perdamaian dan penyelesaian konflik bisa ditulis berdasarkan perspektif siapa saja, semisal dari Perspektif Katolik bagaimana tentang konflik dan Damai Aceh?, begitu juga dari perspektif lainnya.
"Silakan. Tidak Apa-apa. Ini negeri kita. Kita hanya bisa hidup nyaman, aman, dan tenteram, kalau kita bersama-sama. Penyelesaian bisa dengan bermacam-macam metode," ujar Yusni Saby.
Menurut Prof. Yusni, bila mempelajari peta masa lalu dengan melihat kondisi sekarang dengan Aura Politik, Aura Ekonomi, Aura Pertarungan, dan Aura Global, bahwa juga konflik adalah proyek.
"Dan nampaknya proyek abadi. Lalu tinggallah korban dari proyek itu. Selanjutnya nanti akan ada yang mengambil keuntungan dari proyek konflik," demikian Prof. Yusni Saby.
Seminar dilakukan sebagai prosesi hasil kajian untuk 5 akademisi yang menulis pendidikan perdamaian. Mereka adalah Dr. M.Adli Abdullah, MCL (Proses Damai Aceh, Pengalaman Insider), Wiratmadinata, SH, MH (Belajar Damai di Ruang Memorial), Dr. Kamaruzzaman Bustaman Ahmad, MA, Ph.D (Damai Aceh dalam Kosmik budaya lokal), Prof. Dr. M. Hasbi Amiruddin, MA (Proses Damai Aceh dan Peran Intelektual), dan T. Kemal Pasya, S.Ag, M.Hum (Damai dalam Prospek Antropologi).
Acara tersebut dibuka Kepala Badan Kesbangpol Aceh Drs. Mahdi Efendi, dan dihadiri Prof. Yusni Sabi, Prof. Hasbi Amiruddin, Prof. Hamid Sarung, Dr. Otto Syamsuddin Ishak, Tokoh Perempuan Suraiya Kamaruzzaman, akademisi, dan para penulsi. Penanggap Dr. Saleh Syafei’ (Akademisi Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala). (js)