Prof Yusni: Narkoba, Pornografi dan Hoax adalah Penyakit Paling Bahaya saat ini
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Prof. H. Yusni Saby, MA, Ph.D menyebutkan bahwa ada tiga penyakit yang sangat berbahaya saat ini di era revolusi industry 4.0, yakni Narkoba, Pronografi dan Hoax atau berita bohong.
Hal itu disampaikan Prof. Yusni saat memberikan taushiah ramadhan pada buka puasa bersama Komunitas Antar Peradaban, Sabtu (25/5/2019) di Aula lantai II Gedung Pascasarjana UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.
"Penyakit yang paling berbahaya bagi generasi muda kita adalah Narkoba, Pronografi dan Hoax atau berita bohong," kata dia.
Menurutnya, Penyakit masyarakat yang namanya narkoba telah merambah sampai ke polosok desa, bahkan sudah masuk sampai ke anak-anak, baik secara terang-terangan maupun dengan cara disusup melalui makanan.
Begitu juga dengan pronografi, saat ini juga telah merambah kepada anak-anak, bahkan sampai ke kamar, oleh karena itu harus dalam pengawasan ekstra.
Penyakit yang ketiga ini yang paling bahaya di era digital ini, yakni hoax dan berita bohong. Kobohongan saat ini telah dikembangkan dan terstruktur. Kebohongan telah merusak keintelektualan kita dan merusak keilmuan.
"Intelektual kita akan hancur jika kita tidak merawatnya dengan baik, oleh sebab itu mari kita rawat dengan silaturrahim dan mari kita perbaiki bersama," imbu Yusni Saby.
Iniosiator kegiatan, Dr. Abdul Rani Usman, M.Si mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan ajang silaturrahim dengan civitas akademisi dari berbagai unsur kegiatan yang telah dilaksanakan selama beberapa tahun lalu.
"Silaturrahin dan buka puasa bersama tersebut turut hadir para ketua prodi di Lingkungan pascasarjana, tim penerjemahamahan Al-Quran ke dalam bahasa Aceh, tim penelitian dan riset, tim kerja sama antar kampus dalam dan luar negeri, serta sejumlah dosen," kata Rani.
Silaturrahim dan buka puasa bersama ini dilaksanakan untuk mempererat silaturrahim, ke depan akan terus dilakukan membuat relasi antar bangsa ke berbagai Negara baik barat maupun timur, termasuk ke Asia barat.
"Kami akan mengedepankan komunikasi yang harmoni antar bangsa dan etnik, salah satu pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan budaya. Ke depan akan dicari peluang beasiswa bagi yang ingin melanjutkan studinya," kata Rani. [Humas UIN Ar Raniry]