Beranda / Berita / Aceh / Prof Mujiburrahman Sebut Eid Fitri Momentum Perkuat Silaturahmi dan Terbuka Pintu Maaf

Prof Mujiburrahman Sebut Eid Fitri Momentum Perkuat Silaturahmi dan Terbuka Pintu Maaf

Senin, 02 Mei 2022 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Prof Dr Mujiburrahman, MA, Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Momen Hari Raya Idul Fitri 1443 H menjadi sebiah momen yang sangat sakral bagi seluruh umat islam di seluruh dunia. Sholat Idul Fitri ini hanya dilaksanakan satu kali dalam satu tahun di akhir bulan Ramadan.

Prof Dr Mujiburrahman, MA, Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengatakan, momentum Idul Fitri hanya terjadi satu kali dalam satu tahun setelah ketika melewati puasa satu bulan penuh di bulan Ramadan.

“Setelah sholat Eid Fitri maka harus dilakukan yaitu bermaaf-maafan atau sungkeman dengan orang tua kandung, setelah itu dilanjutkan dengan bersilaturahmi dengan sanak saudara, karena di momen ini pintu saling memaafkan itu saling terbuka,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Senin (2/5/2022).

Lanjutnya, Prof Mujiburrahman yang juga salah kandidat Calon Rektor UINAR Banda Aceh ini mengatakan, penting sekali juga tetap menjaga diri setelah melewati satu bulan penuh puasa dengan tetap bertawakal dan taat kepada segala aturan yang sudah disampaikan oleh Allah SWT.

“Menjaga ibadah, tetap berserah diri, dan tentunya tetap menjaga hati agar terus dekat dengan sang pencipta,” sebutnya.

Menurutnya, momen Ramadan menjadi sebuah yang sangat tepat untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, kata Prof Mujiburrahman menyampaikan, setelah melewati bulan Ramadan amalan-amalan yang sudah dilakukan dan tetap harus dijaga.

Ada beberapa hal yang harus tetap dijaga ketika sudah melewati bulan suci Ramdahan, Prof Mujiburrahman menyebutkan, pertama tetap mendekatkan diri kepada yang kuasa.

Kedua, melunasi hutan puasa, jika ada bolong puasa karena kondisi tertentu. “Ini wajib dilunasi,” sebutnya.

Ketiga, menjalankan amal ibadah seperti yang sudah ditentukan dan terus memperdalam ilmu agama.

Keempat, melaksanakan atau menunaikan amalan-amalan seperti sedekah jariyah.

“Sebenarnya masih banyak hal lainnya, namun itu menjadi sebuah catatan penting agar kita tetap dekat dengan Allah SWT,” pungkasnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda