Prof Khairil: Cangkang Sawit, Energi Terbarukan Potensial di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Roni/Biyu
Akademisi Fakultas Teknik Unsyiah, Prof Dr Ir Khairil MT
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Akademisi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof Dr Ir Khairil MT mengatakan, cangkang sawit menjadi sumber energi terbarukan paling potensial di Aceh karena barangnya banyak bahkan surplus.
"Energi biomassa berbasis cangkang sawit sudah dipakai di beberapa perusahaan sawit sebagai pembangkit listrik, bahannya banyak, malah melebihi atau surplus," jelas Prof Khairil saat dihubungi Dialeksis.com, Jum'at (9/10/2020).
Prof Khairil berujar, saran kepada stakeholder tinggal menambah modal perusahaan sawit, kemudian buat turbin sekitar 0,5 Mega Watt untuk 30 kebun sawit di Aceh, hal itu sudah cukup banyak untuk menghasilkan beban daya.
"Saya pernah melakukan riset mengenai energi biomassa cangkang sawit, ini sudah nyata. Pernah saya usulkan ke pemerintah sebab bahannya sudah ada dan sangat potensial sebagai energi terbarukan di Aceh," ungkap Prof Khairil.
Kebijakan energi nasional, lanjutkan, kalau dibaca memang terus diupayakan untuk ditingkatkan. "Kalau angin, data-data survei itu ada, cuma sejauh ini kalau untuk pembangkit yang bisa dipakai, itu belum bisa. Dulu ada program pak Irwandi di Aceh Selatan, di bawah 5 Mega Watt. Tapi tidak jalan," jelasnya.
"Kemudian yang lagi disorot itu kan, geotermal, ada di Seulawah Agam, tapi sudah berapa tahun ini nggak jalan-jalan. Masih eksplorasi kelihatannya," tambahnya.
Selanjutnya, Akademisi Unsyiah itu berujar, energi terbarukan potensinya masih sangat kecil di Aceh, istilahnya belum bisa memenuhi beban dasar energi yang dibutuhkan.
"Misalnya data PLN, sekitar 360 Mega Watt daya beban yang kita butuhkan, lebih kurang. Itu yang melayaninya sekarang, fosil, batu bara di Nagan Raya, kemudian diesel. Makanya dengan energi biomassa cangkah sawit ini bisa meringankan daya beban. Tinggal disambung dengan jaringan PLN," pungkasnya.