DIALEKSIS.COM | Aceh - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. dr. Azharuddin, Sp.OT., K-Spine, FICS, mengimbau seluruh civitas akademika agar menyikapi persoalan internal kampus dengan kepala dingin dan berpegang pada aturan. Ia menegaskan, setiap proses pemilihan dan penetapan jabatan di lingkungan universitas harus berlandaskan ketentuan yang jelas untuk menjaga marwah USK sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH).
“Tanpa harus menyebut nama siapapun, cobalah semua kembali pada aturan yang semestinya. Bagaimana seseorang dipilih, apa persyaratannya, dan apakah sudah sesuai. Mari melihat itu semua. Yang sederhana jangan diperumit,” ujar Prof. Azharuddin, yang juga anggota Senat Fakultas Kedokteran USK, kepada Dialeksis, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, integritas dan keberanian mengakui kesalahan adalah bagian dari budaya akademik yang sehat. “Kalau keliru, harus ada yang berani tunjuk tangan dan memperbaiki. Kembalilah ke jalur yang benar,” tegasnya.
Ia mengingatkan, polemik yang tidak segera diselesaikan dapat berdampak serius terhadap proses pemilihan Rektor USK periode 2026-2030. Sebagai universitas PTNBH, USK dituntut menjaga kredibilitas dan transparansi agar tetap dipercaya publik dan mitra internasional.
“Kalau ada persoalan yang bisa mempengaruhi legitimasi hasil pemilihan rektor, itu harus diantisipasi sejak awal,” ujarnya.
Prof. Azharuddin menilai, penyelesaian persoalan krusial perlu dilakukan sebelum proses demokrasi kampus dimulai. “Sebenarnya tidak rumit. Yang justru rumit adalah ketika kita membiarkan masalah tetap ada. Pastikan semua hal yang masih diperdebatkan diselesaikan terlebih dahulu agar prosesnya benar-benar clear,” katanya.
Guru besar yang dikenal lugas ini berharap pemilihan rektor mendatang berlangsung bermartabat dan menjunjung tinggi nilai integritas.
“Siapapun yang terpilih nanti adalah pemimpin kita bersama. Hendaknya ia menjadi figur pemersatu yang lahir dari proses yang jujur dan berwibawa,” tutur Prof. Azharuddin.
Ia juga menyerukan agar pihak-pihak yang memiliki otoritas di lingkungan USK baik di tingkat fakultas, senat, maupun universitas bersikap terbuka dalam menjelaskan persoalan yang muncul.
“Keterbukaan dan transparansi adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan menghindari kecurigaan publik. Kita berharap yang terbaik untuk USK yang sedang dan akan menjadi World Class University,” pungkasnya. [ra]