Beranda / Berita / Aceh / Presma UIN Ar-Raniry: Aksi KAMI Tak Ada Koordinasi dengan BEM se-Aceh

Presma UIN Ar-Raniry: Aksi KAMI Tak Ada Koordinasi dengan BEM se-Aceh

Sabtu, 05 September 2020 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Indra Wijaya
[Foto: Indra/Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Aksis deklarasi Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia (KAMI) di Bundaran Simpang Lima, Jum'at (4/9/2020) menuai banyak kritikan dari Baden Eksekutif Mahasiswa (BEM) Aceh. 

Kritikan itu dikeluarkan karena KAMI yang mengatasnamakan mahasiswa namun tidak memakai almamater penanda ia mewakili mahasiswa. 

Selain itu juga BEM Aceh mengkritik terkait dengan petisi yang dikeluarkan KAMI yang lebih kepada pro pemerintah.

Setidaknya ada lima petisi yang mereka sampaikan dalam oransi sore kemarin yakni:

1. Kami mendukung pemerintah pusat dan daerah untuk fokus kepada penanganan covid -19

2. Kami mengutuk keras kepada kelompok-kelompok yang mencoba memecah belah persatuan dan kesatuan negara republik Indonesia

3. Kami mendukung pemerintah dalam upaya peningkatan kemandirian ekonomi ekonomi yang berbasis kerakyatan

4. Kami menyatakan bahwa indonesia saat ini masih dalam keadaan baik-baik saja

5. Kami mendukung pemerintah untuk memperkuat pancasila sebagai dasar ideologi bangsa

Menanggapi hal tersebut, dialeksis.com menghubungi Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Reza Hendra Putra. Ia mengatakan, aksi yang dilakukan oleh KAMI itu tidak ada koordinasi langsung dengan Aliansi Mahasiswa Aceh.

"Kegiatan yang mereka lakukan kemarin tidak pernah berkomunikasi dengan kami. Dan BEM UIN juga tidak pernah terlibat dalam aksi itu," kata Reza kepada dialeksis.com, Sabtu (5/9/20200.

Selain itu, tuntutan KAMI dengan BEM di Aceh belum ada kesepahaman dengan apa yang KAMI suarakan.

"Kita lihat dalam tuntutannya tidak ada pembahasan secara umum dan kajian-kajian yang mendalam. Baik diundang atau seluruh elemen yang berkaitan dengan mahasiswa di Aceh," ujarnya.



[Foto: Indra/Dialeksis]

Ia juga mengaku merasa janggal dengan poin tuntutan yang di yang disuarakan oleh KAMI. Hal itu terbukti dilapangan dengan KAMI saat melakukan aksi tidak menggunakan almamater sebagai identitas seorang mahasiswa.

Ia mengatakan, meskipun KAMI mengatasnamakan mahasiswa, sikap dari BEM Aceh sendiri dan rekan-rekan mahasiswa tidak ikut dan tidak ingin terlibat dengan apa yang KAMI suarakan.

"Kalau merasa ingin mengklaim sebagai mahasiswa silakan. Tapi hari ini yang kami ingin katakan tidak ada keterwakilan dari BEM seluruh Aceh," jelasnya.

Ia juga mendengar kabar, bahwa para pelaku aksi di Bundaran Simpang Lima itu ada yang dibayar.

"Saya dengar kabar kalau pelaku aksi kemarin ada yang dibayar. Terus tampak saat mereka melakukan aksi dengan tidak memakai almamater dan menandakan tidak ada mewakili salah satu intansi kampus," pungkasnya. (IDW)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda