Beranda / Berita / Aceh / Praktisi Soroti Penyerapan Tenaga Kerja Rendah, PR Besar Calon Walikota Banda Aceh

Praktisi Soroti Penyerapan Tenaga Kerja Rendah, PR Besar Calon Walikota Banda Aceh

Jum`at, 19 Juli 2024 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Direktur Pola Data Riset dan Konsultan, Hafiizh Maulana, menilai Kota Banda Aceh perlu gagasan strategis untuk merespon problem pengangguran Kota yang hingga kini masih berada di posisi runner up se-Provinsi Aceh. [Foto: for Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penyerapan tenaga kerja Kota Banda Aceh masih rendah, hal ini tercermin dari tingginya pasar pencari kerja yang masih menganggur. 

Hal ini mengacu pada Statistik Ketenagakerjaan Agustus 2023, dimana Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat pesat sebesar 6,09 persen atau sejumlah 80.423 pencari kerja. Namun Disisi lain, penduduk bekerja Kota Banda Aceh turun signifikan sejumlah 5.086 jiwa atau 4,3 persen. 

Direktur Pola Data Riset dan Konsultan, Hafiizh Maulana, menilai bahwa inilah yang harus menjadi perhatian para calon Walikota Banda Aceh kedepan. Menurutnya Kota Banda Aceh perlu gagasan strategis untuk merespon problem pengangguran Kota yang hingga kini masih berada di posisi runner up se-Provinsi Aceh.

"Kita tidak boleh abai dengan masalah pengangguran ini, Kota Banda Aceh diisi oleh penduduk usia kerja sebanyak 47% dari total jumlah penduduk." jelasnya melalui siaran pers kepada Dialeksis.com, Jumat (19/7/2024)

Hafiizh Maulana menyoroti masalah penyerapan tenaga kerja Kota Banda Aceh yang menurutnya sebagai masalah struktural yang jika terjadi berkepanjangan akan memicu kerawanan sosial dan ketimpangan perekonomian di Kota Banda Aceh.  

“Perlu gagasan strategis untuk meningkatkan penyerapan lapangan usaha di Kota Banda Aceh, apalagi potensi ekonomi Banda Aceh relatif saat ini didominasi oleh sektor perdagangan/UMKM dan Administrasi Pemerintahan (Birokrat),” ungkap Hafizh yang juga merupakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Dirinya mendorong calon walikota Banda Aceh untuk memberikan perhatian lebih dan membangun gagasan yang serius tentang isu ketenagakerjaan ini. 

"Gagasan tentang investasi sumber daya manusia dan fisik untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang kreatif perlu dilakukan. Investasi Sumber Daya Manusia dapat berbentuk pelatihan skill, jejaring tenaga kerja, dan memacu Pendidikan kejuruan yang related dengan kreativitas anak muda," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Ia juga menyebut bahwa investasi dalam rangka Pembangunan sektor-sektor ekonomi kreatif seperti perdagangan, jasa, dan pariwisata perlu dikembangkan. Rencana teknokratik Pembangunan Kota Banda Aceh harus mampu menjawab wajah Kota Banda Aceh masa mendatang. 

"Anak-anak muda perlu mendapatkan tempat dalam inovasi sektor-sektor ekonomi kreatif yang dominan berkembang di Kota-Kota Maju. Perluasan Kerjasama antara daerah perkotaan harus dilakukan, jangan sampai pemuda Kota Banda Aceh tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri," harapnya.

Menurut Hafizh, menyelesaikan masalah pengangguran sama halnya dengan menyelesaikan setengah masalah Kota Banda Aceh, karena akan berdampak pada peningkatan pendapatan, daya beli, dan tumbuhan pusat-pusat perekonomian baru. 

"Maka Kota Banda Aceh akan menjadi perhatian nasional bahkan dunia sebagai daerah perkotaan yang maju dan modern," pungkasnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

kip
riset-JSI
Komentar Anda