Potensi Wisata Banda Aceh Sudah Mumpuni
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Menjelang akhir tahun Banda Aceh menjadi salah satu kota atau tujuan daripada para wisatawan di Aceh untuk berlibur. banyak sekali objek wisata yang menjadi pilihan para wisatawan dari Aceh dan luar Aceh, maupun mancanegara.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kota Banda Aceh, Iskandar mengatakan, sebenarnya, Banda Aceh ini merupakan Ibukota kotanya Aceh dan menyimpan banyak hal terutama potensi pariwisata dan budaya yang ada di Kota Banda Aceh.
"Kalau kita menilik atau flashback kepada kota banda Aceh ini, ini potensinya sangat luas dan umurnya sudah 816 tahun," ucapnya kepada Dialeksis.com, Jumat (3/12/2021).
Dirinya mengatakan, Banda Aceh ini tentu banyak menyimpan berbagai macam peristiwa dan dinamika politik yang ada di Banda Aceh ini juga merupakan salah satu daya tarik.
"Yang pertama kita melihat bahwa Banda Aceh ini sebagai ibukota Provinsi dan ibukota kerjaan Aceh, tentu banyak menyimpan heritik-heritik sejarah," sebutnya.
Salah satunya, kata Iskandar, taman Putroe Pang, Meuligo, Kapal PLTD Apung, pelabuhan Ulee Lheu, dan dan terutama karena kita daerah paling pertama masuknya Islam, tentu kita menyimpan banyak wisata religi.
"Tentu kita juga disini memiliki masjid Raya Baiturahman yang menjadi daya tarik tersenidir, dan juga adanya banyak wisata sejarah yang kita miliki, seperti banyak peninggalan kuno masa kerajaan, adanya makan-makan para pendahulu dan Raja-Raja Aceh lainya," ujarnya.
Dia menyampaikan, kita juga memiliki Museum Tsunami, yang dimana ditempat lain itu tidak ada. "Dan juga ada kuburan massal yang dimana itu adalah bukti kedasyatannya Tsunami saat itu yang terjadi di Aceh," katanya.
Selanjutnya, kata Iskandar, kita juga memiliki adat istiadat yang tak ada ditempat lain. "Kita selalu ada kegiatan Zikir, perayaan maudlid yang mencapai 90+10 hari, dan ini juga merupakan bagian dari wisata religi juga, bahkan kita juga kegiatan meugang yang tak ada di tempat lain," ujarnya.
Iskandar mengatakan, di Aceh itu juga banyak sekali adat istiadat di masing daerah yang ada di Aceh yang dimana itu juga merupakan seni budaya yang cukup tinggi nilainya dalam rangka untuk meningkatkan potensi pariwisata kita disupport oleh para Seniman.
"Ini merupakan potensi yang ada di tempat kita, selain itu di Banda Aceh ini juga sangat terkenal yaitu kulinernya yang sangat enak. dan ini merupakan potensi yang cukup besar, orang kalau sudah makan kuliner di Banda Aceh pasti akan sampaikan kepada kerabatnya bahwa kuliner di Banda Aceh ini sangat enak sekali," tukasnya.
Lanjutnya, hal-hal seperti yang memang potensi untuk kita jual agar menarik para wisatawan untuk datang ke Kota Banda Aceh.
"Menjelang akhir tahun baru 2021, kita daripada dari Dinas Pariwisata yang tentu akan membuat kegiatan kegiatan yang sifatnya seni budaya, tetapi dalam batasan-batasan tertentu, karena walaupun demikian kita masih dihadapi dengan covid 19 walaupun levelnya sudah sangat turun sekarang sudah berada di level 2 atau zona kuning," sebutnya.
Iskandar mengatakan, tentunya ini akan kita coba untuk melaksanakan kegiatan - kegiatan yang pertama di taman wisata Meuraxa, Taman Keruneng, kemudian juga di taman di kawasan Ulee Lheu Park, ini ada central -central wisata yang ada di Kota Banda Aceh selalu dipenuhi setiap Sabtu - Minggu oleh masyarakat baik lokal maupun Domestik lainnya. "Tentu bulan Desember ini adalah pekan libur, tentu akan banyak orang yang datang ke kota Banda dan kita sudah siap," tambahnya.
Iskandar menyampaikan bahwa, seluruh objek wisata akan kita buka semua, namun kita batasi semua hanya sampai jam 10 malam saja. Seperti Ulle Lheu akan kita buka juga, karena juga sudah banyak Infrastruktur yang kita buat, penerangan dan tentu kita terus melakukan pengendalian agar tak terjadi apa-apa.
Tentu, kata Iskandar, hanya saja kita tinggal menunggu surat seruan bersama Forkopimda Banda Aceh, apa saja larangan-larangannya. "Tentu hal-hal yang tidak diperbolehkan adalah hal-hal yang melanggar syariat islam," katanya lagi.
“Dan tentu kita tetap akan melaksanakan zikir dan doa bersama, dan juga ini memperingati Tsunami yang ada di Kota Banda Aceh, dan itu akan kita laksana pada bulan Desember 2021 ini,” sebutnya.
Kadispar Banda Aceh, Iskandar mengatakan, karena kita berada di negeri Syariat Islam maka mari kita tunjukan bahwa kita benar melaksanakan dan menerapkan kegiatan syariah Islam.
“Tentu yang bertentangan dengan syariat islam tidak perlu dilaksanakan, tentu juga dalam menerapkan aturan-aturan keagamaan di Kota Banda Aceh, tetapi disini juga kita harus bisa memberikan toleransi kepada kawan-kawan lain yang non-muslim untuk bisa beribadah dengan tenang di Kota Banda Aceh,” pungkasnya. [ftr]