Politik Santun, Muslim: Jalan Perubahan, Jalan Perbaikan
Font: Ukuran: - +
Ketua DPD Demokrat Aceh dan Anggota DPR RI Dapil Aceh 2, Muslim. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua DPD Demokrat Aceh dan Anggota DPR RI Dapil Aceh 2, Muslim menyampaikan Opini yang bertajuk ‘Politik Santun, Sebuah Jawaban Perbaikan’.
Dilansir dari Rubik Opini Serambinews.com, Muslim menyampaikan, Mengawali tahun 2022, seyogyanya kita awali dengan kembali merenung; menilik; mencermati diri kita terhadap sikap dan perbuatan yang telah terlewati di tahun 2021, apakah kita telah bisa menjadi obat atau malah sebaliknya.
“Apakah kita ikut serta berkontribusi positif untuk perbaikan politik bangsa,” tulisnya dam opininya yang dikutip Dialeksis.com, Sabtu (8/1/2022).
Kemudian, “Refelksi semacam ini, menjadi kebutuhan nyata untuk menentukan perbaikan di masa-masa mendatang”.
Dirinya mengatakan, dari berbagai aspek yang butuh dievaluasi adalah apakah kita sudah berpolitik secara santun, tanpa menghilangkan sisi-sisi keberpihakan kepada kebenaran. “Berpolitik secara santun sebenarnya menjadi ciri khas politik bangsa kita,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia telah terkenal dengan budaya ramah-tamahnya, budaya timur dan berpegang teguh pada agama, terlebih lagi ajaran islam yang menjadi agama mayoritas bangsa Indonesia.
Santun dalam politik, kata Muslim, tercermin dari sikap, tingkah laku dan perbuatan yang selalu mengedepankan kepentingan rakyat, tunduk dihapadapan hukum, memiliki empati akan nasib masyarakat, eretika, bermoral, jujur serta responsif terhadap kemaslahatan yang lebih besar.
Gagasan politik santun, dipastikan tidak ditemukan dalam pandangan berpikir Niccolo Machiavelli sebagai pemeikir politik di anad pertengahan, sebab landasan berpikirnya sangat pragmatis, realis, dan individualis.
Dalam berbagai catatan media, persoalan yang selalu muncul dan timbul adalah terkait Hoaks. “Dua sikap tidak santun terus terjadi dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Muslim mengatakan, biasanya perbuatan tersebut mengalami peningkatan saat menjelang Pmilu dan konsentrasi politik lainnya.
“Memang semua pihak, terus mencari formula jitu guna memperkecil pengaruh dan ruang gerak para penggiat hoaks dan hate speech,” sebutnya.
Muslim mengatakan, belajar dari sosok SBY. “Bagi kami segenap kader Partai Demokrat, politik Santun merupakan nilai yang telah ditanamkan oleh bapak SBY.
Sehingga, kata Muslim, ideology nasionalis-religius menemukan tempat baik dalam perkataan, tingakah laku, dan perbuatan setiap kader Partai Demokrat.
Politik Santun ini merupakan bukti konkret oleh sosok SBY dalam menyelesaikan Konflik di Aceh yang sudah berlangsung sangat lama dan berlarut-larut, bahkan waktu itu banyak pihak yang meragukan jalan damai.
Namun, kata Muslim, komitmen SBY sebagai Presiden saat itu memberikan titik temu sehingga sejarah mencatat proses dama RI-GAM terlaksana di Helsinki. (Serambi/Opini)