kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Plt Gubernur: Bank Aceh Sudah Mualaf, Takkan Kembali ke Konvensional

Plt Gubernur: Bank Aceh Sudah Mualaf, Takkan Kembali ke Konvensional

Sabtu, 15 Februari 2020 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Plt Gubernur Aceh bersama para pemenang dalam penganugerahan Sayembara Desain Gedung Kantor Pusat Bank Aceh Syariah. [Foto: HT Anwar Ibrahim/Acehimage.com] 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menegaskan operasional Bank Aceh tetap syariah, tidak akan berubah kembali ke konvesional. 

"Kita ini sudah mualaf, kita sudah berhijrah ke syariah. Jadi kita tak akan kembali ke kovensional," tegas Nova sambil tertawa lebar.

Karena itu nasabah atau masyarakat diharapkan tidak perlu ragu-ragu lagi bertransaksi dengan Bank Aceh Syariah.

"Saya atas nama para pemegang saham dan Pemerintah Aceh mengajak kepada seluruh kalangan dunia usaha serta masyarakat Aceh, bersama-sama memanfaatkan jasa, produk dan layanan PT Bank Aceh Syariah, agar bank ini dapat terus berkontribusi secara maksimal dalam memajukan ekonomi Aceh," kata Nova.

Hal itu ditegaskan Nova Iriansyah selepas acara Penganugerahan Sayembara Desain Gedung Kantor Pusat Bank Aceh Syariah, di Harmes Palace Hotel, Jumat (14/2/2020) malam.

Dijelaskan juga bahwa sejak tanggal 19 September 2016, PT. Bank Aceh telah resmi menjadi PT Bank Aceh Syariah. Perubahan sistem ini untuk memenuhi ketentuan dari Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

Sebuah qanun yang menjadi komitmen dan semangat bersama dalam memperkuat tegaknya syariat Islam di bidang ekonomi.

"Nah, Qanun ini kita harapkan mampu memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi syariah, tidak hanya di Aceh tapi juga nasional," katanya.

Selain itu, kehadiran Qanun LKS akan membawa semangat baru di sektor keuangan.

Sementara terkait dengan malam penganugerahan, Nova menyampaikan apresiasi kepada Ikatan Arsitektur

Indonesia dan IAI Aceh atasdukungannya terhadap sayembara Desain Gedung Kantor Pusat Bank Aceh Syariah ini.

Total biaya Rp 200 M

Dengan telah terpilihnya karya terbaik desain gedung Kantor Pusat PT Bank Aceh Syariah, yang dibangun diatas lahan 8000 meter. Maka realisasi pembangunan gedung akan dapat segera dilakukan dalam waktu dekat.

"Jangan ditunda lagi, karena keberadaangedung tersebut sangat diharapkan oleh masyarakat Aceh," kata Nova.

Pada kesempatan itu juga Gubernur juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran PT. Bank Aceh Syariah sebagai pemrakarsa sayembara, dan semua pihak yang telah ikut serta memberikan dukungan terhadap rencana pembangunan gedung kantor pusat yang baru yang akan didirikan di jalan T. Nyak Makam Banda Aceh.

Gedung yang menghabiskan dana Rp 200 milyar tersebut diharapkan berdiri sesuai dengan ekspektasi, sehingga apa yang telah di perjuangkan selama ini akan menjadi kenyataan.

Kata Gubernur, sayembara ini digelar secara nasional, karena momen ini sangat penting, agar melibatkan semua kalangan arsitek seluruh Indonesia dalam mendesain gedung Bank Aceh Syariah.

Sayembara ini juga menandai perjalanan panjang Bank Aceh dalam melayani para nasabahnya sejak pertama kali digagas pada tahun 1957 hingga sekarang.

Dengan dibangunnya gedung baru ini, Bank Aceh Syariah semakin mengokohkan posisinya sebagai bank pelopor konversi di Indonesia dengan berbagai fitur unggulan sesuai prinsip syariah.

"Kita menaruh harapan besar pada Bank Aceh ini," tegasnya.

Khususnya kepada dewan juri telah menyeleksi setiap karya peserta sayembara dan akhirnya mendapatkan para pemenang.

"Insya Allah malam ini akan kita berikan penghargaan," ujarnya.

Gedung refresenratif

Sementara Direktur Utama (Dirut) Bank Aceh Syariah Haizir Sulaiman kepada wartawan menjelaskan bahwa yang memenangkan sanyembara desain gedung baru kantor Pusat Bank Aceh Syariah adalah Pembangunan Gedung kantor BAS di jalan T. Nyak Makam di atas lahan 8000 meter ini dinilainya sangat penting, karena akan menghadirkan perubahan wajah Kota Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi.

"Kita mengharapkan Aceh harus ada gedung yang refresentatif yang nantinya menjadi salah satu landmark arsitektur bagi kota Banda Aceh," kata Haizir.

Kenapa gedung ini mesti dibangun, Haizir mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan bagi kantor perbankan, juga dapat menjadi identitas bagi Bank Aceh sebagai bank kebanggaan masyarakat Aceh.

"Bank Aceh adalah milik semua masyarakat Aceh," tegasnya.

Keberadaan dan eksistensinya akan sangat tergantung pada seberapa besar dukungan masyarakat.

Untuk itu, saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas dukungan yang telah diberikan selama ini kepada Bank Aceh, dengan tetap berharap akan terus ditingkatkan di masa-masa mendatang.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Utama, Anggota Direksi dan seluruh jajaran PT Bank Aceh Syariah, para pemenang Sayembara Desain Gedung PT Bank Aceh Syariah, Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh dan Komisaris Utama dan Anggota Komisaris PT Bank Aceh Syariah. (AcehImage)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda