PKK Aceh Tinjau dan Salurkan Bantuan bagi Korban Banjir Bandang Agara
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Kutacane - Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati meninjau beberapa lokasi bencana banjir bandang serta menyalurkan bantuan di beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara, Minggu (20/1).
Dyah Erti Idawati mengatakan, dirinya turut prihatin dengan kondisi yang dialami oleh warga setempat. Dirinya kata Dyah, ditugaskan langsung Pelaksana Tugas Gubernur Aceh untuk meninjau dan menyalurkan bantuan masa panik kepada masyarakat yang terdampak bencana.
Dyah meminta para kepala desa setempat untuk menyerahkan data akurat terkait rincian korban bencana untuk dapat dibantu.
"Saya juga baru turun dari Singkil, Aceh Selatan, dan Aceh Utara. Salah satu penyebab banjir adalah perambahan hutan. Masyarakat harus mengawasinya. Hutan kita semakin berkurang, untuk itu mohon dilaporkan ke provinsi agar dapat kita lakukan upaya pencegahan bersama-sama. Kita juga berharap bencana ini tidak lagi terjadi, karena kalau dibiarkan akan berdampak korban lebih luas," kata Dyah.
Terkait sejumlah rumah yang hanyut, Dyah mengatakan pemerintah Aceh akan mengalokasikan dalam anggaran rumah duafa untuk tahun 2019.
"Hasil kunjungan ini akan saya sampaikan langsung ke Bapak Nova untuk ditindaklanjuti. Namun harus bersabar karena bantuan Pemerintah Aceh ada prosedur, nanti akan kita prioritaskan yang berat-berat dulu, seperti rumah yang hanyut," kata Dyah.
Menurut Dyah, Nova Iriansyah saat ini sedang bertugas di Jakarta. Di sana, kata Dyah, Nova sedang mengupayakan pembiayaan dari APBN agar korban banjir di Aceh Tenggara dapat tertangani secara permanen.
"Ini akan kita bantu secara permanen agar bencana ini tidak kembali terulang," tegas Dyah
Sementara itu, warga Desa Kayu Betangor, Suhada, mengharapkan Sungai Lawe Rikit untuk dapat segera dinormalisasi. Jika tidak, kata dia, maka pemukiman warga akan kembali menjadi ancaman bencana saat hujan deras turun.
"Usai banjir pertama dan kedua, sungai ini sudah dinormalisasi dengan cara diangkat semua pasir dari dalam sungai, sementara banjir ketiga dan keempat belum dilakukan normalisasi. Maka jika hujan turun maka air langsung ke pemukiman warga," kata Suhada.
Dalam kunjungan dibeberapa titik lokasi bencana tersebut, Dyah Erti Idawati bersama Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, juga menyerahkan bantuan secara simbolis yang diterima oleh perangkat desa setempat.
Alhudri mengatakan, saat ini pemerintah Aceh mempunyai gudang baperstok di Gayo Lues. Gudang baperstok itu, kata Alhudri, harus dalam keadaan siaga untuk menghadapi kemungkinan bencana yang terjadi tiba-tiba.
Gudang yang dibangun sejak 2015 tersebut merupakan menampung logistik masa panik dan bantuan bahan bangunan rumah (BBR) saat bencana datang.
"Ini merupakan gudang milik kita (Pemerintah Aceh) yang Alhamdullillah sudah difungsikan. Ke depannya semua bantuan kita dimasukkan kemari sebelum disalurkan ke pada para korban bencana," kata Alhudri.
Sementara jika kurang, Dinas Sosial Aceh akan menambahkan bantuan dari gudang baperstok di Labuy, Ladong, Aceh Besar. Sehingga para korban bencana tidak ada yang kelaparan.
Alhudri juga mengatakan, ke depannya Dinas Sosial Aceh akan membangun Posko Tagana dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di daerah tersebut. (h)