PGE Sedang Cari Cadangan Migas Baru di Blok B Aceh Utara
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Direktur Utama (Dirut) PT Pembangunan Aceh (PEMA), Ali Mulyagusdin. Foto: Ist
DIALEKSIS.COM | Aceh - Pengelolaan minyak dan gas bumi Blok B di Aceh Utara telah dikelola oleh PT. Pema Global Energi (PGE) yang adalah anak perusahaan dari PT. Pembangunan Aceh (PEMA) yang merupakan Badan Usaha Milik Aceh.
Hal itu berdasarkan surat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, bertanggal 17 Juni 2020, yang dikirimkan kepada Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Namun, migas peninggalan ExxonMobil itu dipredikasi 3 tahun kedepan sumur itu akan habis, sehingga perlu bagi PGE melakukan eksplorasi mencari sumur-sumur yang baru.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama (Dirut) PT Pembangunan Aceh (PEMA), Ali Mulyagusdin mengatakan, dalam hal ini PT PEMA selaku perusahan induk dari PT PEMA Global Energy (PGE) terus mendorong dan mendukung proses pengembangan sumur baru yang sedang dilakukan PGE selaku anak perusahaan dari PEMA.
Ambil alih kelola Blok B itu sudah berlangsung selama hampir 2 tahun. Kami menyadari bahwa peninggalan sumur migas dari Exxon itu hasilnya sudah berkurang, tapi dengan komitmen kerja pasti, insyaAllah kita terus mendukung untuk keberhasilan pengembangan sumur-sumur baru,” kata Ali kepada Dialeksis.com, Minggu (13/11/2022).
Lanjut Ali, untuk pengembangan sumur baru salah satu langkah yang dilakukan PGE adalah dengan melakukan seismik dilokasi yang terduga memiliki potensi migas . Nah, sekarang proses seismik ini sedang berlangsung dan tidak berselang lama dari proses seismik akan dilakukan pengeboran untuk menguji apakah daerah tersebut menyimpan potensi migas atau tidak.
“Kita doakan bersama hasil pengeboran yang dilakukan itu bisa berhasil sehingga cadangan migas bisa bertambah,” ucapnya.
Ia menjelaskan, proses seismik saat ini dilakukan di lokasi yang berbeda, tetapi tetap berada di area Blok B.
“Dari seismik itu dihasilkan gambaran bawah permukaan, lalu jika hasil gambaran tersebut terindikasi memiliki kandungan migas, maka harus dibor untuk pembuktiannya. Satu hal yang penting, apabila berhasil ditemukan, diharapkan potensi migas tersebut dapat bernilai ekonomis. Jika tidak ekonomis, maka potensi migas tersebut tidak akan dikembangkan, karena untuk biaya ngebor saja lebih mahal dari pada hasil yang mau dijual, jadi semua aspek perlu mencapai titik keekonomian,” terangnya.
Pihaknya tetap berkomitmen mencari potensi sumur-sumur baru. Namun, catatan pentingnya adalah pengembangan sumur baru itu bergantung pada sumber daya alam yang ada dan hasil seismik nantinya.
“PEMA sangat optimis PGE bisa menemukan sumber migas baru. karena jika ini berhasil, pendapatan bagi hasil untuk PEMA juga meningkat karena produksi meningkat dan penjualan meningkat sehingga nantinya Pendapatan Asli Aceh (PAA) akan meningkat dari hasil setoran deviden yang dilakukan PEMA kepada daerah ,” pungkasnya.