Petani Rugi Puluhan Miliar Akibat Banjir Aceh Utara, T Saiful Bahri Sampaikan Solusi Ini
Font: Ukuran: - +
Reporter : Roni
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara menyebutkan kerugian petani padi, jagung dan kedelai akibat banjir beberapa waktu lalu di kabupaten setempat ditaksir mencapai Rp 42,3 miliar.
Menanggapi hal itu, Akademisi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sekaligus Sekjen Ikatan Keluarga dan Alumni Sosial Ekonomi Pertanian Unsyiah, T Saiful Bahri mengatakan, ke depan perlu banyak berbenah agar kerugian yang ditimbulkan petani dapat diminamilisir.
"Pertama, perbaiki infrastruktur seperti drainase. Hal ini agar supaya pada saat musim hujan, air yang menggenangi akibat banjir bisa keluar dari lahan sawah," jelas T Saiful Bahri saat dihubungi Dialeksis.com, Senin (28/12/2020).
Kedua, lanjutnya, perlu kesiapsiagaan dari pemerintah yang setiap saat bisa memprediksi bencana melalui BMKG serta potensi-potensi banjir yang bisa terjadi. "Saya pikir harus dibangun sistem peringatan dini terutama terhadap bencana banjir, tujuannya untuk menyelamatkan para petani ini," jelasnya.
Akademisi Fakultas Pertanian Unsyiah itu menambahkan, yang ketiga adalah, pentingnya mengikutsertakan masyarakat petani dalam asuransi.
"Para petani ini penting sekali disosialasikan untuk mengikuti program asuransi pertanian, sehingga bila terjadi wabah penyakit, banjir dan sebagainya, ada yang mengcover kerugian-kerugian para petani ini," ujar T Saiful Bahri.
Kemudian, lanjutnya, dalam bentuk stimulus pemerintah perlu mengambil upaya-upaya untuk petani memberikan dukungan usaha taninya supaya bisa bangkit kembali, misalnya melalui bantuan benih, pupuk, kemudian subsidi pada pengelolaan tanah.
"Terakhir, masyarakat harus proaktif mengawasi penebangan liar di Aceh Utara yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir ini. Sebab kalau banjir, yang rugi kita semua," pungkasnya.