Petani Aceh Besar Diberikan Pengetahuan Iklim, Ini Respon Tokoh Masyarakat
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
DIALEKSIS.COM | Aceh Besar - Para petani di Aceh Besar kini memiliki kesempatan untuk memperoleh pengetahuan tentang perubahan iklim dan cara menghadapinya, melalui Sekolah Lapang Iklim yang digelar oleh Pemerintah Daerah setempat.
Pelatihan ini diadakan dalam rangka meningkatkan keterampilan para petani dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian, terutama dalam hal perubahan iklim yang semakin meresahkan.
Dalam materi itu para petani diajarkan tentang cara mengamati perubahan iklim, memahami dampaknya terhadap pertanian, dan bagaimana mengatasi masalah yang timbul.
Para petani juga diberikan pengetahuan tentang teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan tahan terhadap perubahan iklim.
"Sekolah Lapang Iklim ini akan memberikan informasi bagi petani terkait iklim, sehingga menjadi faktor dalm melakukan usaha pertanian," katanya.
Hal tersebut disampaikan Jakfar Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar usai membuka Sekolah Lapang Iklim Tematik Padi bagi petani yang dilaksanakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Unit Pelaksana Tingkat Provinsi Aceh di Meunasah Bak U, Leupung.
Jakfar mengaku sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang bertahan khususnya pada saat pandemi covid 19, berbeda dengan sektor lain seperti wisata, perhotelan dan lain sebagainya.
"Berbanggalah jadi petani dan berusahalah sesuai anjuran sehingga mendapatkan hasil yang maksimal, karena berkat petani, padi kita surplus setiap tahunnya sehingga dapat mendukung pemasok gabah ke wilayah sekitar seperti Banda Aceh, Sabang bahkan Aceh Jaya," kata Jakfar.
Kepala BMKG Aceh Klimatologi melalui Kepala Stasiun Klimatologi Aceh Besar Wahyudin mengatakan, SLI telah dilakukan sejak 2000-an di Indonesia, dalam bentuk program Tematik maupun Operasional.
"SLI tematik ini digelar dalam bentuk kegiatan sharing pengetahuan dengan para petani terkait kegiatan pertanian dan iklim," ungkapnya.
Sehingga Ia berharap nantinya dapat menjadi tuntunan bagi petani dalam melakukan aktivitas pertanian, memiliki kalender, pola dan tertib tanam yang baik.
"Peserta SLI di Aceh Besar melibatkan 30 masyarakat petani leupung, 10 petani milenial dan 2 Petani organik," katanya.
Sementara, Imuem Mukim Leupung M Yahya menyatakan sawah leupung saat itu cukup lebar, karena bencana alam Tsunami banyak yang tidak bisa dikerjakan lagi.
"Petani bahagia atas perhatian pemerintah dan BMKG yang memberikan pemahaman iklim bertujuan mendukung petanian dan petani leupung," imbuhnya.
Dia mengharapkan dukungan pemerintah untuk menjadikan area lahan pertanian kawasan tersebut yang memiliki potensi sebagai destinasi wisata pertanian, karena area persawahan Leupung dikelilingi pegunungan Bukit Barisan yang indah.