kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pertumbuhan Ekonomi Aceh Sebesar 5,6 Persen per Triwulan IV-2022

Pertumbuhan Ekonomi Aceh Sebesar 5,6 Persen per Triwulan IV-2022

Senin, 06 Februari 2023 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora
[Foto: dok BPS]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh kembali merilis pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan Ke IV tahun 2022, Banda Aceh, Senin (6/2/2023).

Ekonomi Aceh tahun 2022 tumbuh sebesar 4,21 persen dengan migas, sementara tanpa migas tumbuh sebesar 3,80 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan dan minum sebesar 32,40 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen ekspor barang dan jasa luar negeri yaitu sebesar 20,83 persen.

"Ekonomi Aceh dengan migas triwulan IV-2022 bila dibandingkan triwulan IV-2021, mengalami pertumbuhan sebesar 5,60 persen. Sementara y-on-y tanpa migas mengalami pertumbuhan sebesar 5,92 persen," kata Kepala BPS Provinsi Aceh, Dr. Ahmadriswan Nasution, S.Si, M.T.

Sambungnya, dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 19,63 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen ekspor barang dan jasa luar negeri, yaitu mencapai 14,79 persen.

Perekonomian Aceh tahun 2022 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp211,75 triliun dengan migas dan tanpa migas adalah sebesar Rp198,44 triliun. Sementara itu PDRB atas harga konstan dengan migas adalah sebesar Rp140,95 triliun dan tanpa migas adalah sebesar Rp134,38 triliun. PDRB per kapita Aceh mencapai Rp39,16 juta.

Ekonomi Aceh dengan migas triwulan IV-2022 terhadap triwulan III-2022 (q-to-q) tumbuh sebesar 6,78 persen. Sementara pertumbuhan q-to-q triwulan IV-2022 tanpa migas adalah sebesar 7,66 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 14,99 persen.

Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen impor barang dan jasa luar negeri yaitu sebesar 93,11 persen, namun komponen ini merupakan faktor pengurang pada PDRB menurut pengeluaran.


Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda