Pertanian Untuk Kesejahteraan Rakyat Aceh
Font: Ukuran: - +
Ketua Umum ISMI Aceh, Nurchalis, S.P, M.Si. [Foto: Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Air adalah sumber kehidupan. Ditengah banyak wilayah di berbagai belahan dunia mengalami krisis air, Aceh malah surplus. Berdasarkan informasi yang saya dapat, volume air baku di Aceh mencapai 125 milyar kubik pertahun sementara yang dimanfaatkan baru kira-kira 25 milyar kubik saja.
Berdasarkan rilis yang diterima Dialeksis.com, Rabu (6/10/2021), hal ini disampaikan oleh Ketua Umum ISMI Aceh, Nurchalis, S.P, M.Si mengatakan, artinya Aceh masih sangat banyak memiliki cadangan/potens air baku.
“Kawasan hutan Aceh yang masih sangat lebat dan menjadi paru-paru dunia adalah wadah air raksasa yang menyimpan milyaran kubik air yang mengalir sampai jauh melalui banyak aliran sungai besar dan kecil, menjangkau setiap sudut tanah wilayah Aceh,” ucapnya dalam keterangannya pada Rabu (6/10/2021).
Nurchalis mengatakan, Ini semua adalah anugerah tuhan yang tak ternilai harganya. Dan kita untuk mensyukuri dengan semaksimal mungkin memanfaatkan sumberdaya alam ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Aceh.
“Air baku yang melimpah ini bisa kembangkan menjadi sumber energi dan mendukung sektor pertanian kita, mengairi dan menyuburkan lahan-lahan pertanian rakyat sehingga mampu berswasembada dan meningkatkan ekonominya, terlepas dari jerat kemiskinan yang selama ini terus membelenggu,” ujarnya.
Lanjutnya, Nurchalis mengatakan, Jika kita bicara sektor pertanian ada ironi besar yang sekarang terjadi di Aceh. Meski, memiliki lahan pertanian yang luas, subur, dan dialiri oleh sumber air yang melimpah.
Namun, Kata Nurchalis, pertanian adalah sektor penyumbang kemiskinan tertinggi di Aceh. Kenyataan ini sungguh membuat kita prihatin dan masygul.
“Sejalan dengan semangat dan tema SILABIS Ikatan Saudagar Muslim Indonesia Maka kinilah saatnya kita membalikkan situasi. Kita memiliki lebih dari cukup modalitas untuk mewujudkannya. Saatnya kita serius menggarap dan menggenjot produktifitas sektor pertanian kita dengan melakukan hilirisasi: budidaya,proteksi harga, pengembangan pasar, dan peningkatan nilai tambah, modernisasi pertanian, baik dengan mekanisasi alat, aplikasi teknologi mikro irgiasi (irigasi tetes) dan pertanian presisi,” tukasnya.
Nurchalis menyampaikan, perlu pikiran dan tindakan besar untuk mewujudkan perubahan besar di Aceh. Insya Allah ikhtiar ini akan menjadi langkah invoatif dalam membangun sektor pertanian di Aceh dalam rangka mewujudkan kesejateraan bagi seluruh rakyat Aceh di masa-masa yang akan datang. (*)