Permintaan Darah Rhesus Negatif di PMI Banda Aceh Meningkat
Font: Ukuran: - +
Ketua PMI Kota Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri dampingi Pj Gubernur Aceh donor darah. [Foto: PMI Banda Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Permintaan darah dengan rhesus negatif dari berbagai golongan darah di Unit Donor Darah PMI Kota Banda Aceh dalam beberapa hari ini meningkat drastis. Untuk diketahui, rhesus negatif termasuk langka di dunia ini, situs redcrossblood.org menyebutkan, orang yang memiliki golongan darah dengan rhesus negatif hanya sekitar 7% di dunia.
Ketua PMI Kota Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri mengatakan, melonjaknya permintaan darah rhesus negatif di PMI Kota Banda Aceh menyulitkan pihaknya memenuhi permintaan darah tersebut karena peningkatan permintaan darah rhesus negatif terjadi dalam waktu bersamaan, sementara PMI Banda Aceh tidak melakukan penyetokan darah rhesus negatif karena biasanya permintaannya sedikit. Di samping itu, pendonor rhesus negatif di Banda Aceh juga tidak banyak.
"Kami punya data pendonor rhesus negatif, tapi setelah kami hubungi untuk berdonor darah, ada yang bisa donor ada yang tidak," kata Haeqal di Banda Aceh pada Rabu, 31 Januari 2024.
Selain itu, kendala lainnya ialah ada pendonor rhesus negatif yang nomor teleponnya tidak bisa dihubungi lagi. Karenanya ia berharap agar pendonor rhesus negatif yang mengganti nomor telepon agar memperbaharui datanya dengan menghubungi Call Center Unit Donor Darah PMI Kota Banda Aceh.
Kendati demikian, Haeqal sudah berkoordinasi dengan Ketua Rhesus Negatif Aceh agar turut menyebarkan informasi kebutuhan darah rhesus negatif di UDD PMI Kota Banda Aceh.
Haeqal juga menghimbau kepada masyarakat Kota Banda Aceh dan sekitarnya yang memiliki rhesus negatif agar mendonorkan darahnya di PMI Kota Banda Aceh. Ia juga berpesan agar pendonor rhesus negatif senantiasa menjaga kesehatannya agar selalu siap saat bantuannya dibutuhkan.
Ketua Rhesus Negatif Aceh, dr. Natalina Christanto menjelaskan, peningkatan kebutuhan darah rhesus negatif yang terjadi dalam beberapa hari terakhir terjadi di beberapa daerah, seperti Banda Aceh, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Selatan.
Meningkatnya permintaan darah rhesus negatif serta terbatasnya pendonor rhesus negatif menjadi penyebab utama sulitnya pemenuhan darah untuk pasien rhesus negatif.
"Jadi pasien dengan rhesus negatif ini rata-rata baru tahu kalau dia rhesus negatif pas dirawat di rumah sakit. Dan pasien ini rata-rata sedang sakit berat, seperti pasien kemoterapi, kanker, cuci darah, dan lainnya," ujar dr. Natalina.
dr. Natalina berharap masyarakat Aceh agar mengenali rhesus dan golongan darahnya agar nanti ketika ada yang membutuhkan darah, baik keluarga, saudara, kerabat, atau pribadi, agar membantu memudahkan proses pengobatan pasien.
Peningkatan permintaan darah rhesus negatif ini sendiri, kata dr. Natalina, termasuk kejadian yang bersifat insidentil yang tidak terjadi setiap tahun.
"Kenali rhesus sebelum kita ke rumah sakit, caranya dengan donor darah atau cek golongan darah. Ini penting," ujar dr. Natalina.
Terlebih bagi perempuan, kata dr. Natalina, penting untuk mengetahui rhesus sebelum menikah karena perempuan dengan rhesus negatif saat kehamilan perlu perlakuan khusus.