DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Publik Aceh sempat dihebohkan dengan beredarnya video yang memperlihatkan tiga Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), yang saling adu jotos.

Akademisi Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya mengatakan, perkelahian tersebut disebabkan karena terjadinya degradasi mutu atau kualitas anggota dewan tersebut, bahkan bisa saja disebabkan karena undang-undang pemilu karena masih mensyarakat minimal harus berijazah SMA.

“Sebenarnya perilaku brutal ini juga menunjukkan kualitas pendidikan yang juga rendah, itu mungkin salah satu penyebabnya. Bahkan yang berijazah SMA ini juga banyak yang paket C dan publik sudah tahu itu,” ujar Kemal kepada dialeksis.com, Minggu (22/8/2021).

Kemal menambahkan, hal tersebut juga menunjukkan kultur kalau anggota dewan mengalami kesulitan diplomasi atau berdebat secara elegan dan inti peranan dari anggota dewan adalah bagaimana mereka memiliki talenta berargumentasi secara politik, bukan secara berkelahi.

Pola komunikasi yang dibangun dan etika ketika melakukan persidangan, kalau dilihat semakin lama maka semakin buruk. Maka ada perunurunan secara signifikan terhadap intelektualitas anggota dewan, serta harus menjadi perhatian semua.

“Publik semua muak dengan model ini, karena ini bukan hiburan yang bisa kita nikmati tapi cacat terhadap peran parlemen, seharusnya biasa secara elegan, serta harus mampu mewakili konsituennya,” tutur Kemal.