Beranda / Berita / Aceh / Perjuangan 8 Tahun Berbuah Manis, TPFF Karang Ampar: Konservasi Gajah Harapan Kami Sejak Lama

Perjuangan 8 Tahun Berbuah Manis, TPFF Karang Ampar: Konservasi Gajah Harapan Kami Sejak Lama

Jum`at, 06 Desember 2024 21:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Lokasi PT. Tusam Hutani Lestari di Desa Bergang dan Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah. Dokumen Istimewa.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Upaya pelestarian satwa liar, khususnya gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), kembali mendapat angin segar. Presiden Prabowo Subianto mengambil langkah besar dengan menghibahkan 20 ribu hektare lahan pribadinya untuk dijadikan kawasan konservasi gajah di Aceh.

Langkah ini disambut antusias oleh masyarakat dan pegiat lingkungan di Aceh, termasuk Ketua Tim Pengamanan Flora Fauna (TPFF) Karang Ampar, Muslim. Muslim mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas kebijakan Presiden Prabowo.

“Sangat Bersyukur atas Keputusan Presiden," kata Muslim kepada Dialeksis.com, Jumat, 6 Desember 2024.

Muslim, yang selama ini aktif dalam perlindungan gajah di Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, merasa keputusan ini adalah buah dari perjuangan panjang masyarakat dan relawan.

"Kami sangat bersyukur, yang mana Bapak Presiden Prabowo telah mengizinkan wilayahnya menjadi tempat konservasi gajah Sumatera di Aceh. Kami bangga dan senang, karena masyarakat Karang Ampar sudah mengajukan usulan ini sejak 2016. Alhamdulillah, akhirnya terealisasi," ujar Muslim.

Menurutnya, keberadaan kawasan konservasi ini sangat penting untuk menjaga populasi gajah yang selama ini terancam akibat hilangnya habitat alami. 

Muslim menambahkan bahwa saat ini terdapat sekitar 20 ekor gajah yang kerap memasuki permukiman warga di kawasan Karang Ampar. 

Dengan adanya lahan konservasi ini, diharapkan gajah-gajah tersebut bisa dipindahkan ke habitat yang lebih aman dan terkendali.

Muslim juga berharap lahan konservasi ini tidak hanya menjadi tempat perlindungan, tetapi juga kawasan yang dikelola secara profesional dan bisa diakses masyarakat untuk edukasi.

"Kami ingin menjadikan kawasan konservasi ini yang terbaik di dunia. Kami juga berharap pemerintah, NGO, dan perusahaan pemilik HGU di sekitar kawasan ini turut mendukung, agar tidak ada lagi lahan yang diambil untuk kepentingan lain," tambahnya.

Pengumuman hibah lahan ini disampaikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Hasbi, dalam konferensi pers pada Senin (2/12/2024). Menurut Hasan, keputusan Presiden bermula dari pertemuannya dengan perwakilan World Wildlife Fund (WWF) saat kunjungan ke Inggris pada November lalu.

Awalnya, WWF hanya meminta lahan seluas 10 ribu hektare untuk konservasi. Namun, Presiden Prabowo memutuskan menggandakan jumlahnya menjadi 20 ribu hektare. "Bapak Prabowo kemudian menyumbangkan lahan beliau sebesar 20 ribu hektare untuk konservasi gajah yang nanti akan dikelola WWF," ungkap Hasan.

Keputusan ini juga mendapatkan apresiasi dari Raja Charles III dalam pertemuan Presiden Prabowo di Istana Buckingham. 

Langkah ini dianggap sebagai bukti komitmen Indonesia dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung upaya global melindungi spesies terancam punah.

Gajah Sumatera adalah subspesies gajah Asia yang kini masuk dalam daftar hewan kritis (critically endangered) menurut IUCN. Habitat mereka yang terus menyempit akibat alih fungsi lahan menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup mereka.

Langkah Presiden Prabowo diharapkan menjadi momentum penting untuk membangun sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga internasional dalam melindungi satwa ikonik ini. 

Bagi masyarakat Karang Ampar dan Aceh Tengah, keberadaan kawasan konservasi ini bukan hanya untuk menyelamatkan gajah, tetapi juga menjaga ekosistem hutan yang menjadi penyangga kehidupan mereka.

"Ini adalah langkah besar. Kami berharap dengan dukungan semua pihak, kawasan ini bisa menjadi contoh konservasi yang berhasil, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia," tutup Muslim.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI