kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Peringati 16 HAKTP, LBH Banda Aceh Hadirkan Pameran 'Tulak Bala'

Peringati 16 HAKTP, LBH Banda Aceh Hadirkan Pameran 'Tulak Bala'

Selasa, 30 November 2021 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Direktur LBH Banda Aceh, Syahrul saat membuka pameran 'Tulak Bala' pada Kamis (25/11/2021). [Foto: IST] 

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, bekerjasama dengan sejumlah LSM lainnya menggelar pameran tulak bala selama 14 hari kedepan, dalam rangka memperingati Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) pada 25 November sampai 10 Desember mendatang. Selain itu, juga Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional pada 10 Desember.

Direktur LBH Banda Aceh, Syahrul mengatakan, dalam pameran bertema Tulak Bala itu, para pengunjung disuguhkan dengan beragam lukisan bertemakan perempuan dan ada juga acara diskusi, penampilan musik dan pertunjukan seni lainnya.

"Persiapan pameran ini sekitar sebulan sebelum pembukaan kemarin, terkait dengan dana kita hanya membeli cat, kanvas dan bingkai dari kayu biasa yang sederhana. Selebihnya teman-teman pelaku seni tidak meminta biaya untuk melukis, mereka sangat sosial dalam agenda kemanusiaan kemudian bisa mengkreasikan keahliannya," ucapnya kepada Dialeksiscom, Selasa (30/11/2021).

Bagi pengunjung yang ingin melihat lukisan dan pameran itu bisa datang dari pukul 09.00 pagi sampai 23.00 WIB. Sedangkan agenda diskusi dan pertunjukan seni lainnya dibuka dari pukul 16.00 sampai 23.00 WIB.


Tak hanya itu, Syahrul menjelaskan kegiatan pameran tersebut juga dalam agenda advokasi perempuan untuk bisa terhindar dari kekerasan yang dialaminya selama ini. Apalagi kasus kekerasaan terhadap perempuan dan anak di Aceh sangat tinggi angkanya, dari Januari sampai September 2021 itu ada sekitar 700 orang perempuan dan anak menjadi korban kekerasan.

"Kita berharap dengan ada agenda ini bisa tersosialisasikan ke masyarakat bahwa kekerasan di Aceh itu tinggi. Ini juga menjadi pendidikan ke publik bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak itu tidak boleh dilakukan, apapun bentuk, siapapun pelaku dan apapun alasannya tetap tidak boleh," sebutnya.

Pihaknya berharap, pameran ini bisa menjadi pesan anti kekerasan terhadap perempuan tersampaikan kepada publik. Bisa menjadi salah satu cara menghapus angka kekerasan di Aceh. 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda