Peresmian RKB di Pidie, Irjen Kemenag: Hal-hal yang Baik Harus Jadi Model
Font: Ukuran: - +
Irjen Kemenag Faisal Ali Hasyim potong pita pemakaian RKB MAN 2, di Beureunuen, didampingi Kakanwil Kemenag Aceh Azhari, Kabag TU Ahmad Yani, Kakankemenag Pidie Abdullah AR dan tamu lainnya. [Foto: Humas Kemenag Aceh]
DIALEKSIS.COM | Sigli - Dalam pembinan di Mutiara Timur, Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama RI, Dr H Faisal Ali Hasyim SE MSi CA CSEP QIA CGCAE antara lain sampaikan, bahwa ada dua hal yang membedakan pendidikan yang di bawah Kementerian Agama dan yang bukan di bawah Kemenag.
"Seperti visi dan misi Kemenag, harapan pendidikan agama di madrasah atau institusi agama ialah mewujudkan masyarakat yang saleh," sebut Irjen Kemenag dalam pembinaan di sela-sela peresmian pemakaian Ruang Kelas Baru (RKB) MTsN 4 dan RKB MAN 2 Pidie, di Beureunuen (Mutiara), Rabu (1/5/2024).
Irjen Faisal sampaikan bahwa ada keunggulan lain selain angka-angka yang dibutuhkan dari sekolah agama, yakni keunggulan komparatif. Misalnya alumni yang berprestasi bagus secara akademik, bisa berkiprah dalam sisi-sisi masyarakat, misalnya tunaikan kifayah.
Selain untuk KUA dan madrasah, Irjen juga apresiasi atas kiprah Kakanwil Kemenag Aceh yang rajin turun ke lapangan memantau langsung pembangunan umat.
"Salah satu Kakanwil yang sering turun ke lapangan ialah Kakanwil Kemenag Aceh. Namun harapan kita, jika terjun ke publik, publikasikan dan dishare kegiatan itu," ajaknya dalam pembinaan setelah sambutan Kakanwil Drs H Azhari MSi dan Kakankemenag Pidie Drs H Abdullah AR MA.
"Perlu sering ke lapangan, biar kita tahu persoalan yang ada di bawah," ujar Faisal Ali.
Faisal Ali juga setuju dangan gagasan cara membuat madrasah dan KUA ciptakan keindahan. Kakanwil Azhari dalam sambutannya mengajak penataan taman untuk ciptakan kebetahan dan kenyamanan kita dalam melayani umat.
"Sekolah bersih, KUA bersih, itu juga slogan kita bersama," ucapnya.
Ajak Irjen lagi dalam acara di MAN 2 itu, bahwa pemimpin harus turun ke bawah. Yang membedakan pemimpin dan yang bukan ialah pada ada dan tidaknya hal-hal baru. Beda staf dan kepala itu pada kreatifitas. Bukan pada jalankan rutinitas. Pemimpin ada gagasan. Gagasan tentu dimulai dari yang kecil-kecil.
Mulailah biasakan hal-hal kecil yang baik, minta Irjen, dalam tingkatkan layanan, misalnya sapaan dan senyuman.
"Dan kebiasaan baik harus jadi model di Kemenag," ajaknya.
Fasilitas yang dibangun dengan skema Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk, harap Irjen, dimanfaatkan secara maksimal dan dijaga kelanjutannya.
Irjen juga mengajak tokoh masyarakat mau berkolaborasi misalnya pengadaan lahan, agar pembangunan selanjutnya di Beureunuen bisa ada lagi, misalnya boarding dan perpustakaan madrasah. [*]