DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Prof. Marwan bersama Walikota Banda Aceh Illiza Sa'adudin Djamal melakukan pelepasan ekspor nilam langsung dari Banda Aceh ke Paris menggunakan Maskapai Garuda Indonesia. Ini adalah ekspor nilam perdana dalam jumlah relatif besar menggunakan angkutan udara. Sebelumnya ekspor nilam selalu melalui jalur laut Pelabuhan Belawan Sumatera Utara.
Acara pelepasan ekspor berlangsung Ahad (13/4/2025) di Gudang PT. U Green Aromatics International di kawasan Blang Bintang. Turut mendampingi General Manager (GM) Garuda Indonesia Nano Setiawan, Kadis Perhubungan Aceh Teuku Faisal, Perwakilan Kanwil Bea Cukai Safuadi, Kepala ARC-Nilam USK Syaifullah Muhammad, dan Direktur PT. U Green Aromatic International Faisal Alfarisy.
Direktur PT. U Green Faisal dalam laporannya menyampaikan bahwa ekpor nilam kali ini istimewa karena dilakukan melalui jalur udara dengan maskapai Garuda Indonesia.
"Ini sejarah baru transportasi ekspor nilam dari Aceh. Sudah 30 kali kami melakukan ekspor nilam ke Perancis, tapi baru kali ini dilakukan dengan pesawat terbang dengan total nilai Rp.1,5 Miliar," urai Faisal
"Dengan menggunakan angkutan udara, maka buyer di Paris dapat menerima minyak nilam dalam waktu 2-3 hari. Biasanya melalui laut perlu waktu 2 bulan untuk bisa sampai ke pembeli internasional" pungkas Faisal.
Ungkapan syukur dan bahagia juga disampaikan oleh GM Garuda Nano Setiawan. Menurut Nano, ini kali pertama Garuda Indonesia melakukan ekspor nilam ke Paris. Debut perdana ini memberikan banyak pelajaran bagaimana handling barang dan administrasi harus dilakukan dengan standar tinggi. Selain itu koordinasi yang sangat cepat dengan bantuan penuh, juga diperoleh dari pelayanan Kanwil Bea Cukai Aceh. Dokumen administrasi yang diperlukan dapat diselesaikan dalam waktu super singkat.
"Keberhasilan ini sangat ditentukan oleh kolaborasi bersama antara Garuda Indonesia, ARC USK, Kanwil Bea Cukai Aceh, Pemko Banda Aceh/Aceh Besar serta dengan PT. U Green," jelas Nano.
"Dalam waktu dekat kita akan kembali melakukan lepas ekspor nilam dengan persiapan yang lebih baik. Kita ingin upaya Garuda Indonesia bersama stake holders terkait, akan memberi dampak pada pergerakan ekonomi Aceh", tutup Nano.
Sementara itu Walikota Banda Aceh Illiza Sa'adudin Djamal dalam sambutannya menyampaikan dukungan penuh bagi industri hulu hilir nilam Aceh. Menurut Illiza, nilam Aceh memilili keunggulan sebagai nilam yang terbaik di dunia dan banyak digunakan sebagai bahan baku parfum di banyak negara. Karena itu dalam waktu dekat Banda Aceh akan menggagas gerakan Banda Aceh Kota Parfum Indonesia.
"Banda Aceh Kota Parfum Indonesia masuk dalam program unggulan 100 hari Illiza-Afdhal. Kita punya nilam, bungong jeumpa, seulanga dan lain-lain yang sangat berpotensi menjadi bahan baku parfum yang unik dan berkualitas tinggi," urai Illiza.
"Kita akan berkolaborasi dengan ARC USK untuk technology transfer, juga dengan kabupaten tetanga seperti Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Sabang dan lain-lain yang bisa menjadi penyuplai bahan baku dan dihilirkan di Banda Aceh," lanjut Illiza.
"Dalam waktu dekat kita juga akan inisiasi kolaborasi dengan Kalimantan Timur untuk mengkombinasikan nilam dengan atsiri Kalimantan dan diformulasi menjadi parfum premium kelas internasional," pungkas Illiza.
Senada dengan Illiza, Rektor USK Marwan juga menyampaikan kegembiraannya atas lepas ekspor nilam ke Paris melalui Garuda Indonesia. Menurut Rektor USK, Nilam dan Garuda sama-sama memilili sejarah panjang di Aceh. Kini kolaborasi ini mengangkat kembali cerita perjuangan Garuda Indonesia dan nilam dalam lingkup berbeda, gerakan ekonomi rakyat di era modern.
"USK akan terus terlibat dalam pemberdayaan petani, penyuling, hilirisasi, UMKM hingga transfer teknologi untuk peningkatan kualitas hulu-hilir industri Nilam Aceh dan Indonesia," jelas Rektor.
"Ini merupakan bagian dari tanggung jawab kampus USK untuk mengimplementasikan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi di tengah-tengah masyarakat", Marwan melanjutkan
"Semoga ekspor nilam selanjutnya bisa dengan kapasitas lebih besar dan Garuda Indonesia bisa memberi special price untuk eksportir lokal Aceh secara berkelanjutan," tutup Marwan.
Setelah lepas ekspor secara simbolik, 5 drum nilam yang telah dilakukan penguatan dengan pengemasan kerangka kayu, dinaikkan ke lambung pesawat dan terbang ke Jakarta. Kemudian dari Jakarta betangkat sekitar jam 10 malam ke Paris melalui Amsterdam Belanda. Diperkirakan sampai Paris sekitar 1 hari kemudian. Jadi international buyer bisa mendapatkan produknya lebih kurang dalam 2 hari sejak pelepasan.[*]