Perceraian Orangtua Pengaruhi Psikis Anak, Psikolog Sarankan Cara Pemulihannya
Font: Ukuran: - +
Reporter : Alfi Nora
Psikolog asal Aceh, Tengku Sheila Noor Faraza. [Foto: Ist.]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Psikolog asal Aceh, Tengku Sheila Noor Faraza mengatakan dampak perceraian terhadap kondisi psikologi seseorang pastinya merasakan kebingungan, kegelisahan dan kehilangan yang dirasakan oleh tiap anggota keluarga.
“Hal tersebut sangat berdampak besar pada kondisi psikologis anak," ucapnya kepada Dialeksis.com, Senin (27/6/2022).
Sheila menjelaskan, anak dengan orangtua yang bercerai akan cenderung memiliki permasalahan psikis lebih banyak daripada anak pada umumnya.
Adapun cara pemulihannya bisa dengan metode expressive writing therapy, yang merupakan kegiatan terapi yang berguna untuk mengekspresikan perasaan sedih atau senang serta pengalaman terpendam lain karena sulit diungkapkan kepada orang lain.
Ia menyarankan bagi orangtua yang berpisah harus mencoba melihat dunia melalui sudut pandang anak-anak mereka.
Namun, kata dia, jika bertahan di dalam pernikahan yang tak membahagiakan demi anak-anak, awalnya bertujuan agar anak tak sedih dengan perpisahan orangtuanya.
“Namun tanpa disadari, anak-anak pun jadi bersedih jika menyadari bahwa orangtuanya tidak bahagia,” pungkasnya.
Diketahui, Mahkamah Syar'iyah Aceh mencatat sepanjang 2021, angka perceraian di Aceh mencapai 6.448 perkara. Dimana 1.474 putusan perkara cerai talak dan 4.974 putusan perkara cerai gugat.
Humas Mahkamah Syar'iyah Aceh, Darmansyah Hasibuan mengatakan, kasus perceraian di Aceh meningkat dari tahun ke tahun. [NOR]