Penyelenggaraan Ibadah Haji Berjalan Baik, Kemenag Aceh Apresiasi Semua Pihak
Font: Ukuran: - +
Kakanwil Kemenag Aceh, Drs H Azhari MSI membuka kegiatan Kompilasi dan Konsolidasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji (LPKOPIH) dah Barang Milik Haji (BMH) di Hotel Cavinton Yogyakarta. Foto: Kemenag Aceh
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024 telah berakhir. Aceh ditutup dengan kedatangan kloter 12 pada tanggal 22 Juli 2024. Secara keseluruhan fase penyelenggaran sudah berjalan dengan baik, mulai dari pemberangkatan, puncak haji, hingga pemulangan.
Hal ini disampaikan Kakanwil Kemenag Aceh, Drs H Azhari MSi saat pembukaan kegiatan Kompilasi dan Konsolidasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji (LPKOPIH) dah Barang Milik Haji (BMH) di Hotel Cavinton Yogyakarta, Kamis, 25 Juli 2024.
“Alhamdulilah semua fase penyelenggaraan ibadah haji terlaksana dengan baik. Ini hasil dari kerjasama yang baik dari semua pihak yang terlibat,” katanya.
Menurut Azhari, kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini patut disyukuri bersama. “Ini semua tidak akan berhasil tanpa kerja keras semua pihak, dan saya ingin menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat,” ucap Azhari.
Dalam kesempatan itu, Azhari juga menyampaikan kembali beberapa Closing Statement Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas di Pondok Gede, 25 Juli 2024.
Menag mengatakan Haji 2024 berjalan sukses dan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Kata Menag, ada sejumlah indikator yang diformulasikan dengan skema 4“3“5. Empat Perdana di Haji 2024, Tiga Pengembangan Ekosistem Potensi Ekonomi Haji, dan Lima Inovasi Haji 2024
Pertama, empat hal yang serba perdana pada Haji 2024 yakni:
1. Pertama layanan fast track diterapkan pada tiga embarkasi. Selain Bandara Soetta, juga di Adi Soemarmo Solo dan Djuanda Surabaya. Mulai tahun ini, 127.073 jemaah haji Indonesia (lebih 50%) sudah merasakan kenyamanan layanan fast track.
2. Pertama dalam kuota normal (dan ada kuota tambahan), layanan katering diberikan secara penuh selama jemaah berada di Makkah. Total 17.492.983 boks didistribuskan dan dinikmati oleh jemaah selama pra Armuzna dan pasca Armuzna. Ini belum termasuk lebih dari lima juta boks katering yang disiapkan di Madinah dan juga belum termasuk juga layanan konsumsi jemaah selama puncak haji di Armuzna
3. Pertama dalam sejarah, Indonesia mendapat kuota tambahan hingga 20.000 jemaah. Ini bagian dari upaya lobi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo kepada Raja Salman dan Pangeran Muhammad bin Salman.
4. Pertama kebijakan Murur diterapkan secara terencana dan sistematis. Murur adalah skema pergerakan jemaah dari Arafah (usai Wukuf) menuju Muzdalifah (melintas tanpa turun), lalu menuju ke Mina. Ini sebagai ikhtiar agar kepadatan di Muzdalifah yang terjadi pada 2023 tidak terulang. Ada sekitar 51.899 jemaah yang terdaftar menjalani skema ini, meski dalam realisasinya lebih dari itu. Pada pukul 07.37 waktu Arab Saudi (WAS), seluruh jemaah haji di Muzdalifah sudah diberangkatkan ke Mina. Padahal, pada 2023 dengan jumlah jemaah lebih sedikit, proses mobilisasi jemaah berlangsung hingga pukul; 13.30 WAS.
Kedua, Tiga Pengembangan Ekosistem Potensi Ekonomi Haji:
1. Ekspor Bumbu Nusantara. Tahun 2023, baru 16 ton bumbu Nusantara yang diekspor untuk memenuhi kebutuhan dapur penyedia katering jemaah haji Indonesia. Tahun ini jumlahnya meningkat lebih dari 70 ton. Potensi ke depan masih terbuka lebar karena kebutuhannya mencapai 300 ton.
2. Pengiriman daging dam petugas dan jemaah dalam bentuk kemasan daging olahan. Tahun ini, PPIH berhasil mengelola 6.755 kambing dam petugas dan jemaah haji. Dari jumlah itu, ada 2.000 daging kambing akan dikirim ke Indonesia dalam bentuk kemasan daging olahan. Dengan kemasan 0,5 kg, diperkirakan akan menjadi 15.000 pack. Sementara daging kambing Dam lainnya, didistribusikan melalui Jam'iyyah Khairiyah, lembaga sosial di Makkah. Ini menjadi bagian kontribusi penyelenggaraan haji dalam pencegahan stunting. Semoga di tahun mendatang jumlahnya bisa ditingkatkan.
3. Tahun ini, Indonesia mulai mengggunakan makanan siap saji dalam layanan katering jemaah. Makanan itu didatangkan dari Indonesia. Total ada sekitar 1,7 juta boks yang tahun ini didistribusikan di Makkah dan saat puncak haji di Armuzna. Jumlahnya masih bisa ditingkatkan karena potensi kebutuhannya bisa mencapai 5 - 6 juta boks. Makanan siap saji ini memenuhi citarasa Nusantara.
Ketiga, Lima Inovasi Haji 2024:
1. Transformasi digital dalam rekrutmen petugas. Pendaftaran terbuka dan online, CAT untuk semua petugas termasuk tenaga pendukung PPIH di Arab Saudi dan mahasiswa Timur Tengah.
2. Aplikasi Kawal Haji memberi ruang bagi jemaah dan keluarga jemaah, bahkan masyarakat umum, untuk menyampaikan keluhan dan aduan jika mengalami masalah. Hasilnya, beragam masalah lebih cepat teridentifikasi dan tertangani.
3. Safari Wukuf Lansia Non Mandiri dan Disabilitas dengan persiapan yang lebih matang, baik dari aspek akomodasi, petugas, maupun layanan konsumsi. Total tahun ini ada 293 jemaah haji lansia non mandiri dan disabilitas yang terfasilitasi dan merasa bersyukur bisa tetap menjalankan wukuf di Arafah di tengah keterbatasan jemaah.
4. Penggunaan IPS (International Patient Summary) atau riwayat kesehatan jemaah haji pada kartu jemaah haji. IPS berisikan resume kesehatan jemaah dari sisi demografi, alergi/intoleransi, pengobatan, penyakit, dan imunisasi/vaksinasi. Dengan informasi ini, layanan kesehatan di Arab Saudi dapat memberikan tindakan medis yang lebih tepat dan terukur.
5. Penyederhanaan proses tunda/batal visa untuk optimalisasi penggunaan kuota haji. Jemaah yang sudah terbit visanya namun karena sesuatu hal batal/tunda, diinput oleh tim Kankemenag Kab/Kota ke Siskohat. Sehingga, Kanwil Kemenag Provinsi dan Kemenag pusat dapat segera membatalkan dan mengajukan visa penggantinya. Pendekatan ini berhasil mengoptimalkan serapan kuota haji hingga tahun ini hanya tersisa 45 kuota.
Dalam waktu dekat, Kementerian Agama RI juga akan menggelar evaluasi sekaligus memulai persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M. []