Senin, 11 Agustus 2025
Beranda / Berita / Aceh / Penobatan Abu Paya Pasi Jadi Imam Besar MRB Jadi Momentum Kebangkitan Aceh

Penobatan Abu Paya Pasi Jadi Imam Besar MRB Jadi Momentum Kebangkitan Aceh

Minggu, 10 Agustus 2025 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Founder Komunitas Mahasiswa Peduli Dayah (KMPD), Muhammad Afif Irvandi El Tahiry. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Founder Komunitas Mahasiswa Peduli Dayah (KMPD), Muhammad Afif Irvandi El Tahiry mengatakan pengukuhan ulama kharismatik Abu Paya Pasi sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman jadi momentum untuk menegakkan keadilan, membasmi korupsi, dan menghidupkan kembali semangat perjuangan rakyat di tanah Serambi Mekkah.

“Ini adalah panggilan keras untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan dan keadilan di tanah Serambi Mekkah,” tegas Afif kepada media dialeksis.com, Minggu (10/8/2025).

Ia menegaskan, Masjid Raya Baiturrahman harus kembali berfungsi sebagai benteng terakhir umat dalam menolak segala bentuk penindasan, ketidakadilan, dan korupsi. Ia menolak pandangan yang mereduksi peran masjid hanya sebatas tempat ibadah dan pengajian rutin.

“Masjid Raya Baiturrahman bukan sekadar ruang ritual hampa. Ini harus menjadi medan perjuangan, ruang musyawarah, dan pusat pergerakan politik rakyat Aceh,” ujarnya.

Ia mengingatkan sejarah panjang masjid ini sebagai pusat perlawanan rakyat Aceh melawan penjajah Belanda, tempat ulama dan rakyat memimpin perlawanan hingga titik darah penghabisan.

 “Di sini, nama-nama pahlawan, ulama, dan pejuang sejati diukir kembali dalam hati kita,” tambahnya

Afif mengatakan bahwa menghidupkan kembali fungsi masjid sebagai pusat perjuangan berarti menegakkan syariat Islam secara utuh, bukan sekadar simbol. Ia menilai banyak janji dan amanah yang telah diinjak-injak, sementara korupsi menjalar ke berbagai lini kehidupan masyarakat.

“Aceh harus menjadi Seuramo Mekkah, bukan sekadar julukan, tapi kenyataan yang dibangun atas dasar keimanan, keadilan, dan kesejahteraan rakyat. Kepemimpinan harus bersih, amanah, dan melayani bukan menindas dan menghisap darah rakyat sendiri,” katanya.

Ia mengingatkan bahwa puluhan ribu jiwa telah hilang dalam konflik masa lalu, dan ribuan keluarga masih menyimpan luka yang belum sembuh.

"Mereka menuntut keadilan, pemulihan hak-hak yang tak boleh diabaikan lagi,” ujarnya.

Ia juga berharap agar momentum pengukuhan Abu Paya Pasi menjadi titik awal kebangkitan umat Aceh.

“Ini saatnya kita bangkit. Masjid Raya Baiturrahman harus menjadi pusat revolusi spiritual dan politik. Kami dari KMPD menyerukan kepada seluruh elemen umat dan pemuda Aceh untuk bersatu menolak kepemimpinan dzalim, korup, dan jauh dari amanah agama. Keadilan harus ditegakkan, syariat harus dijalankan, dan rakyat harus sejahtera,” tegasnya.

Ia mengajak generasi muda untuk meneladani kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, pemimpin yang menempatkan rakyat sebagai pusat perhatian, menjunjung tinggi syariat Islam, dan menolak keras segala bentuk kezaliman.

"Jangan sampai sejarah kita tercoreng oleh kepemimpinan yang lalim dan penuh tipu daya,” pungkasnya.[nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI