Penjelasan Dokter Soal Kondisi Pasien Usai Diinjak Gajah di Aceh Utara
Font: Ukuran: - +
Reporter : Rizkita Gita
Muktharuddin dirawat di rumah sakit setelah diijak gajah.(Rizkita/Dialeksis.com)
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Muktharuddin (42) Desa Pucok Alue Seuleumak, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, masih dirawat di rumah sakit setelah diinjak gajah pada Kamis lalu.
Awal dibawa ke rumah sakit korban mengeluhkan sesak nafas dan lemas, dengan luka cakar di bagian dada tubuhnya.
Humas Rumah Sakit Cut Meutia Aceh Utara dr Harry Laksamana melalui dr Yudi Siswanto, kepada Dialeksis.com Sabtu (14/10/2023) menjelaskan, kondisi pasien atas nama Muktharuddin mulai membaik dan stabil, hasil pemeriksaan pasein sudah tidak mengalami sesak namun tubuh koban mesih terasa nyeri akibat ada tekanan pada torax rongganya.
“Nanti akan kita berikan obat anti nyerinya. Untuk rasa nyeri itu masih dan memang normal. Kemudian kondisinya masih stabil, pasien masih bisa makan dan minum. Semua masih batas normal. Tapi kondisi itu masih kami evaluasi lagi untuk kedepannya,” kata dr Yudi Siswanto.
Sambungnya, pasien sebelumnya juga sudah dilakukan Muktharuddin (42) Desa Pucok Alue Seuleumak, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, terbaring lemas di Rumah Sakit Umum Cut Meutia, usai diamuk kawanan gajah yang masuk ke kebunnya.
Korban menceritakan, awal mula dia diamuk masa kala itu saat sedang mengusir kawanan gajah yang merusak perkebunan miliknya sejak 20 hari terakhir. Dia terpaksa menginap di kebun untuk mengusir kawanan gajar itu keluar dari kebun milinya.
“Saya sudah menginap dikebun selama 15 malam. Jadi Kamis sore 12 Oktober 2023 itu kembali lagi ke kebun. Saya dan adik saya mengusir gajah itu menggunakan petasan. Satu kelompok gajah sudah berhasil keluar dari kebun, sudah jauh jauh mereka pergi,” cerita Muktharuddin kepada Dialeksis.com saat ditemui di RS Sabtu (14/10/2023).
Lanjut Muktharuddin, tidak lama setelah itu disusul satu ekor gajah lainya masuk ke kebun warga. Sialnya stok petasah sisa dua kali bakar lagi karena sudah digunakan untuk mengusir kawanan gajah sebelumnya.
“Baru lima 50 meter kelompok gajah keluar dari kebun, datang dua ekor gajah lagi, jadi saya coba usir lagi namun gajah itu, jarak 20 meter jagah itu berhenti lalu berbalik arah masuk kebun saya lagi. Gajah itu mengamuk dan menyerang saya, padahal saya sudah sembunyi di bawah pohon besar tapi gajah berhasil menyerang lagi sampai saya terjatuh ke tanah,” ucap korban.
Dengan posisi terbaring sambung korban, gajah itu menginjak dibagian dada kanan Muktharuddin. Setelah diinjak gajak juga mendorong korban sampai tersungkur. “Krap, krap suara dari dada saya saat diinjak. Ini dada dan perut saya bekas luka tercakar kuku gajah,” sambungnya.
Baktiar, sempat menolong abang kandungnya Muktharuddin. Namun dia juga diserang oleh gajah itu sampai ia terjatuh namun Baktiar berhasil bangkit dan kabur.
“Saya sudah lemas tidak bisa bangun lagi, adik saya dengan kaki terkilir mengangkat saya dibawa ke tempat aman agar tidak diijak oleh gajah lainya. Setelah gajah itu menyerang warga tak lama gajah itu juga pergi ke arah kelompok gajah sebelumnya,” katanya lagi.
Setelah dipastikan aman, keduanya meminta pertolongan warga dan menghubungi petuga BKSDA. Selanjutnya mereka dibawa oleh warga ke rumah sakit. saat ini korban sedang menjalani perawatan intensif di RSUCM Aceh Utara.
“Dada saya masih sakit sekali, saya susah duduk dan bangun ke jika ingin ke kamar mandi. Sebelumnya saya sesak tapi sekarang sudah mulai tidak sesak lagi. Sedangkan kondisi adik kandung saya tidak dirawat di rumah sakit karena kakinya hanya terkilir dan sekarang di tempat kusuk di kampung saya,” sebutnya.
Muktharuddin berharap kepada Pemerintah Aceh Utara dan pihak terkait agar mencari solusi soal konflik gajah dengan manusia tidak terjadi lagi. sejauh ini belum ada pihak pemerintah daerah yang datang menjengung dirinya di rumah sakit.“Hari pertama ada pak Nurdin jenguk saya. Kalau yang lain ada, Saya berharap pemerintah tidak diam menangani persoalan gajah. Sebab gajah itu lari ke kebun warga karena mencari makan. Di hutan ada aktifitas tebang pohon makanya lagi ke kebun warga. Kalau saya tidak berkebun keluarga saya mau makan apa. Hanya ini satu-satunya pencarian dengan cara menggarap pohon pisang dan sawit di kebun,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Resort 12 Badan Konservasi Sumber Daya Aceh (BKSDA) Kabupaten Aceh Utara, Nurdin, kawanan gajah itu kini berada di area perkebunan warga di Kecamatan Paya Bakong.
"Konflik gajah dan manusia terjadi di Aceh Utara karena tidak ada kawasan hutan untuk hewan liar itu. Susah sekali gajah untuk berada di kawasan hutan, karena hutannya berubah menjadi lahan baru, jalan baru dan lain sebagainya. Ini perlu upaya serius dari Pemerintah Aceh Utara, kami siap membantu,” pungkasnya.