kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Penjelasan Direktur RSUZA Terkait Tidak Konsistennya Hasil Swab Pasien Asal Abdya

Penjelasan Direktur RSUZA Terkait Tidak Konsistennya Hasil Swab Pasien Asal Abdya

Sabtu, 25 April 2020 07:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Direktur RSUZA, Dr dr Azharuddin SPOT. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pasien positif Corona yang berasal dari Aceh Barat Daya (Abdya), sempat membingungkan publik.

Awalnya As (46) dinyatakan positif Corona berdasarkan rapid test di Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Blangpidie, Abdya.

Selanjutnya, saat dilakukan uji swab di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) dan sampel lendir tenggorokannya dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, As dinyatakan negatif Corona setelah pihak RSUZA Banda Aceh menerima hasil swab, Minggu (19/4/2020).

Kondisi klinisnya juga semakin membaik, As pun akhirnya dipulangkan kembali ke Abdya. Namun sebelum meninggalkan RSUZA, dilakukan swab lagi.

Kali ini diperiksa di Laboratorium Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) milik Balitbangkes Aceh di kawasan Siron, Aceh Besar, sehingga tak perlu lagi kirim spesimen swab ke Jakarta.

Namun hasil swab di Laboratorium Balitbangkes Aceh ini yang keluar Jumat (24/4/2020) sore, As dinyatakan positif corona.

Hasil swab yang tidak konsisten seperti ini membingungkan pasien dan keluarganya.

Akhirnya, Jumat (24/4/2020) sore, As harus dijemput dari rumahnya untuk dibawa kembali ke RSUZA Banda Aceh dan resmi diisolasi dan dirawat sebagai pasien positif corona.

Melansir Serambinews.com, Jumat (24/4/2020), Direktur RSUZA, Dr dr Azharuddin SPOT menjelaskan, yang pasti ada banyak faktor berkontribusi mengapa ada hasil pemeriksaan yang seperti ini: hasil rapid test positif, hasil swab negatif, dan ketika diswab ulang hasilnya positif.

Sebelumnya, 20 April lalu, Azhar menjelaskan agak lebih rinci kepada Serambines.com tentang hasil swab yang tak konsisten itu, karena ada seorang PDP di Buleleng, Bali, yang hasil swab-nya juga berubah-ubah.

Menurut Azhar, salah satu penyebab kenapa hasil swab dua versi itu terjadi bisa karena petugas yang mengambil spesimen swab pasien tersebut berbeda-beda orangnya.

"Untuk mengambil swab pasien sangatlah 'skill depends' sifatnya. Jika lokasi pengambilan tidak pas, juga bisa negatif hasilnya, menurut saya," kata Azhar.

Penyebab lain bisa juga karena faktor terinfeksi kembali virus corona setelah dinyatakan sembuh.

Namun, contoh ini tak relevan bagi As, karena sebelumnya hasil swab-nya tidak positif corona, kecuali hasil rapid test. (sm)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda