kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pengusaha Perhotelan Minta Pemerintah Lebih Perhatian Terhadap Pengembangan Wisata di Aceh

Pengusaha Perhotelan Minta Pemerintah Lebih Perhatian Terhadap Pengembangan Wisata di Aceh

Senin, 06 Mei 2024 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Bambang Pramusinto. [Foto: dok pribadi]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pelaku usaha perhotelan di Banda Aceh, Bambang Pramusinto, menyampaikan pandangannya terkait pengembangan sektor pariwisata.

Bambang melihat selama ini masih kurangnya perhatian yang diberikan oleh pemerintah terhadap pengembangan sektor pariwisata di wilayah tersebut.

"Pertama-tama, yang harus dikembangkan dalam sektor pariwisata di Aceh adalah objek wisatanya sendiri," ujar Bambang kepada Dialeksis.com, Senin (6/5/2024).

Menurutnya, banyak objek wisata yang dimiliki oleh Aceh belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah, sehingga tidak dikelola secara profesional.

Bambang menyoroti beragam masalah mulai dari infrastruktur menuju objek wisata hingga kebersihan lingkungan sekitarnya.

"Banyak tamu-tamu yang menginap di hotel saya itu mengakui indahnya wisata Aceh yang tidak kalah dengan Bali. Namun, menurut mereka kondisi toilet, rest room, dan tempat ibadah terkesan kurang diurus," kata General Manager Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh itu.

Kemudian hal lain yang perlu dikembangkan dalam sektor pariwisata, menurut Bambang, fasilitas kuliner. Menurutnya, selama ini masih kurang fasilitas kuliner yang dapat dinikmati oleh para wisatawan.

"Kuliner yang tersedia jangan hanya sebatas jual air kelapa, Indomie, tetapi juga dengan menu nasional. Karena diversifikasi menu menjadi hal yang penting untuk meningkatkan daya tarik pariwisata Aceh," jelasnya.

Menurut Bambang, meskipun memiliki potensi besar, Aceh belum mampu mengelola pariwisatanya dengan baik. "Saya sudah berada di Banda Aceh selama 7 tahun, tapi tidak ada pembaharuan yang sesuai dengan perkembangan zaman, wisatanya berjalan natural saja," ungkapnya.

Ia tidak yakin penyebab kurang maksimalnya pengelolaan wisata di Aceh karena keterbatasan anggaran, karena bagi dia, anggaran bukanlah masalah utama dalam pengembangan pariwisata.

"Jika pemerintah tidak memiliki dana, mereka bisa menggandeng investor," ujarnya. 

Dia juga menyerukan agar pemerintah memiliki target pendapatan yang jelas dari sektor pariwisata untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Dengan fokus pada pemasukan pajak dari pariwisata, Aceh bisa mencapai potensinya yang luar biasa," tambah Pramusinto.

Dirinya menyoroti perlunya revolusi manajemen pariwisata di Aceh agar dapat memanfaatkan potensi wisata yang besar secara maksimal dan profesional.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda